Ini Daftar 19 Desa Di Purworejo Yang Rawan Banjir

dede yeni
Plt Kepala Pelaksana BPBD Purworejo Dede Yeni Iswantini.

PURWOREJO, epurworejo.com – Potensi banjir dan tanah longsor telah dilakukan antisipasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo. Mereka telah bersiap untuk menghadapi bencana yang biasa terjadi di musim penghujan tersebut.

Ada sejumlah langkah antisipasi yang dilakukan, salah satunya dengan menggelar persiapan menghadapi bencana hidrometeorologi di wilayah di Kabupaten Purworejo.

Hal itu disampaikan Plt Kalak BPBD Purworejo Dede Yeni Iswantini saat ditemui di kantornya, Kamis (7/11/2024).

“Rakor yang kita lakukan dihadiri oleh perwakilan dari 16 kecamatan, Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Progo Bogowonto Luk Ulo, serta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait,” kata Dede Yeni.

Yeni mengungkapkan, dalam rakor setiap kecamatan menyampaikan berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan. Setidaknya, ada 19 desa di tujuh kecamatan yang memiliki permasalahan dan berpotensi terjadi banjir.

Adapun 19 desa itu antara lain Desa Bapangsari (Kecamatan Bagelen), Desa Purwosari, Karangsari, Kebonsari, Banjarsari, Bubutan, dan Sidoharjo (Kecamatan Purwodadi), Desa Wingko Sanggrahan dan Secang (Kecamatan Ngombol), Desa Prapaglor (Kecamatan Piturun), Desa Butuh dan Kedungsri (Kecamatan Butuh), Desa Wirun, Tepus Kulon, dan Tunggorono (Kecamatan Kutoarjo), serta Desa Krandegan dan Pogungjurutengah (Kecamatan Bayan).

Disebutkan, permasalahan yang terjadi bermacam-macam seperti ada pembangunan parapet yang terputus sepanjang 400 meter, tanggul menyempit, tebing yang terancam karena tergerus air, dan sebagainya.

“Menindaklanjuti permasalahan itu kami pada 28-29 Oktober lalu sudah melakukan peninjauan ke lokasi-lokasi tersebut,” terangnya. BPBD Purworejo juga telah melakukan sejumlah upaya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.

Baca Juga :  Ratusan Keluarga Tidak Mampu Peroleh Bantuan Pemasangan Jaringan Listrik

Upaya lain, untuk menghadapi musim penghujan yaitu mempersiapkan tim reaksi cepat (TRC) dan berkoordinasi dengan relawan. Untuk logistik semua juga aman mulai dari bahan pangan, bronjong, dan sebagainya. “Perahu polythyelene sudah dipinjam pakaikan di sepuluh desa yang berpotensi banjir, mesin senso juga sudah ada di 16 kecamatan,” jelas dia.

Terkait imbauan, lanjut Yeni, BPBD Purworejo telah membuat surat edaran yang ditujukan kepada camat di Kabupaten Purworejo. Menurut keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), secara umum musim hujan di 2024/2025 di wilayah Jawa Tengah diperkirakan terjadi di Oktober 2024. Dengan perkiraan puncak musim hujan terjadi di November 2024 dengan durasi musim hujan antara 22-24 dasarian.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti petir, angin kencang, hingga puting beliung. Selain itu, juga mewaspadai hujan lebat yang berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak.

“Masyarakat harus waspada adanya rekahan tanah yang bisa mengakibatkan tanah longsor,” pesannya. Lalu, tidak membuang sisa penebangan pohon bambu, pisang, dan sampah ke sungai.

Selanjutnya, memetakan wilayah rawan banjir, longsor, serta jalur evakuasi maupun tempat pengungsian. Serta, mengaktifkan kembali ronda/posko penanganan bencana baik di tingkat desa maupun kecamatan. “Terpenting, harus selalu aktif mengikuti perkembangan informasi prakiraan cuaca dari BMKG,” tegasnya. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed