Post ADS 1

Ditangan Dua Wanita Bruno Ini, Singkong Beracun Memiliki Nilai Jual

BRUNO, epurworejo.com – Tanaman singkong beracun yang disebut dengan singkong kastepe oleh warga Kecamatan Bruno ternyata bisa diolah dan menjadi barang bernilai jual.

Adalah Ismawati dan Watiah, dua wanita tangguh dari Desa Kambangan Kecamatan Bruno yang melakukan inovasi dengan memanfaatkan kearifan lokal untuk menjadikan singkong yang memiliki kandungan racun mematikan itu menjadi ramah bagi manusia.

Ya, kedua wanita ini seolah menjadi sosok penakluk, dari singkong-singkon beracun tersebut. Masyarakat meyakini jika singkong tersebut tidak bisa dikonsumsi manusia, bahkan hewan seperti babi, monyet hingga tikus hutan pun tidak mau memakannya.

Oleh Watiah dan Ismawati, singkong tersebut diolah menjadi tepung mocaf (Modified Cassava Flour), inovasi pangan lokal yang kaya manfaat dan bernilai ekonomis tinggi.

Oleh mereka, tanaman beracun ini malah sengaja dibudidayakan.Penanamannya beriringan dengan tanam jahe yang juga dikembangkan di atas lahan milik Perhutani yang ada di Desa Kambangan teresbut.

PPL Tenaga Harian Lepas – Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian, Suyitno mengatakan praktik pengolahan singkon beracun ini telah diterapkan jauh sebelum menjadi bagian dari kebijakan penting pemerintah melalui Pengembangan Areal Tanam (PAT). Ketahanan pangan berbasis komunitas ini membuktikan bahwa masyarakat lokal memiliki kemampuan berinovasi dan beradaptasi dengan memanfaatkan sumber daya sekitar.

Baca Juga :  Kecamatan Purworejo Gelar Respesi Puncak Peringatan HUT RI

Pengalaman bertahun-tahun Bu Ismawati tanam singkong kastepe dengan teknik budidaya secara alami ini menurut Suyitno memiliki dua manfaat yakni menjaga kesehatan tanah dan lingkungan serta hasilnya pun lebih sehat dan aman dikonsumsi.

“Model pertanian ramah lingkungan seperti ini menjadi cerminan kedaulatan pangan berbasis kearifan lokal yang memperkuat ketahanan pangan di tengah ancaman krisis global,” kata Suyitno, Rabu (19/3/2024).

Kades Kambangan Tarso menambahkan bahwa selain singkong Kastepe yang sudah diolah menjadi tepung mocaf, ada satu jenis lagi yang dikenal oleh masyarakat sebagai singkong Jawa atau singkong Slendro. dan sebagian lagi menyebutnya singkong su atau Kirik. Singkong ini memiliki produktivitas tinggi, mencapai 5-15 kg per pohon dan menariknya dibudidayakan oleh masyarakat secara organik tanpa pupuk kimia, hanya menggunakan pupuk kandang.()

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed