Post ADS 1

Usulan Lima Hari Sekolah, Pemkab Siapkan Forum Dialog Lintas Pihak

Wabup Dion Agasi Setiabudi berbincang dengan staffnya usai membuka Musorkab KONI Purworejo.

PURWOREJO, epurworejo.com – Pemerintah Kabupaten Purworejo masih melakukan kajian mendalam terkait usulan penerapan lima hari sekolah untuk jenjang SD dan SMP. Wacana pengurangan hari sekolah dari enam menjadi lima hari ini menjadi perhatian serius karena menimbulkan respons yang beragam dari masyarakat.

Sebagian kalangan mendukung dengan alasan efisiensi dan waktu istirahat siswa, namun tidak sedikit pula yang menolak dengan pertimbangan dampak terhadap pembelajaran agama, kegiatan ekstrakurikuler, dan ketidaksiapan di tingkat pelaksana.

Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi menegaskan bahwa Pemkab belum mengambil keputusan apa pun, dan saat ini masih dalam tahap menjaring aspirasi sebanyak-banyaknya.

“Pertama, kita harus mendengarkan aspirasi seluruh pihak,” ujar Dion saat ditemui usai membuka kegiatan Musorkab KONI Purworejo, Sabtu (19/7/2025).

Dion menyebutkan bahwa Pemkab telah menerima surat resmi dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang menyampaikan pandangan mereka terhadap usulan lima hari sekolah. Tak hanya itu, diskusi juga telah dilakukan bersama sejumlah ormas keagamaan di Purworejo.

“Kami sudah berdiskusi dengan saudara-saudara dari PCNU dan PD Muhammadiyah. Semua masukan itu sangat penting bagi kami,” imbuhnya.

Baca Juga :  Warga Kecamatan Bagelen Diajak Ikut Cegah Peredaran Rokok Ilegal

Dalam waktu dekat, Pemkab berencana menggelar forum diskusi yang melibatkan lebih banyak pihak. Forum tersebut akan menjadi ruang bersama untuk bertukar pikiran, termasuk dari kalangan pemerhati pendidikan, organisasi profesi guru, tokoh masyarakat, serta lembaga lain seperti KONI.

“Kita akan adakan forum group discussion. Kita ingin dengar langsung dari pemerhati pendidikan, PGRI, ormas keagamaan, termasuk dari KONI karena ini juga menyangkut atlet-atlet pelajar kita,” terang Dion.

Menurutnya, kebijakan pendidikan seperti ini tidak bisa diputuskan hanya dari sisi akademis, tetapi juga harus mempertimbangkan keseimbangan antara prestasi, karakter, dan spiritualitas anak.

“Anak-anak kita jangan sampai hanya habis waktunya untuk pelajaran formal. Mereka juga perlu waktu untuk mengaji, latihan olahraga, dan pengembangan diri lainnya,” tegasnya.

Dion berharap hasil dari kajian ini akan menjadi dasar yang kuat untuk melahirkan keputusan yang adil dan seimbang, demi kebaikan bersama.

“Kami ingin kebijakan yang lahir nanti adalah yang terbaik bagi semua pihak. Tidak hanya dari sisi sekolah, tapi juga untuk anak-anak kita agar tumbuh secara utuh,” papar Dion Agasi Setiabudi. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed