Post ADS 1

Atraksi Kuda Jingkrak Meriahkan Pawai Maulid Nabi di Cangkrepkidul

PURWOREJO, epurworejo.com – Suasana Maulid Nabi Muhammad SAW di Kelurahan Cangkrepkidul, Kabupaten Purworejo, berlangsung meriah dengan digelarnya pawai ta’aruf yang menghadirkan atraksi kuda jingkrak. Kegiatan ini diselenggarakan oleh panitia Maulid Nabi Mushola Baitul Qoror, Karangjati, Minggu (24/8/2025).

Pawai tersebut menjadi bagian dari rangkaian acara khotmil Qur’an dan peringatan Maulid Nabi. Para santri yang berhasil khatam Al Qur’an diarak keliling kampung menaiki kuda jingkrak, disertai rombongan drumband, grup sholawatan Arab, kuda kencana, serta berbagai kelompok pawai lainnya.

“Pawai ini diikuti para santri yang sudah menyelesaikan ngaji Al Qur’an di Mushola Baitul Qoror. Selain itu juga ada santri lain dan para alumni yang turut serta,” ujar panitia penyelenggara, Makhasin, usai arak-arakan, kemarin.

Arak-arakan menempuh jarak sekitar 7 kilometer dengan rute mengelilingi wilayah Cangkrepkidul. Sepanjang perjalanan, ribuan warga tampak antusias menonton. Bahkan, banyak di antara mereka berebut gagar mayang, yaitu hiasan dari kertas yang ditempeli jajanan dan uang, yang dibagikan dalam pawai tersebut.

Pengasuh santri Mushola Baitul Qoror, Ustadz Ahmad Wahib, menjelaskan bahwa tahun ini terdapat lima santri yang berhasil menyelesaikan pembelajaran Al Qur’an. “Sebelum dinyatakan khatam, mereka harus menjalani ujian selama tiga bulan. Jika sudah dinilai lancar dan benar dalam membaca Al Qur’an, barulah santri berhak mengikuti khataman,” jelasnya.

Baca Juga :  Bintara Remaja Polri Ikuti Tradisi Pembaretan

Setelah pawai, acara dilanjutkan dengan khotmil Qur’an pada malam hari di kompleks mushola. Puncak acara Maulid Nabi juga diisi dengan tausiyah oleh KH Agus Muhammad Qosim, putra dari almarhum Abuya Thoifur Mawardi, ulama kharismatik asal Purworejo.

Tradisi peringatan Maulid Nabi di Mushola Baitul Qoror ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, sejak masa kepemimpinan almarhum KH Abdul Aziz, ayah dari Ustadz Ahmad Wahib. Meski demikian, arak-arakan santri yang khatam Qur’an tidak diselenggarakan setiap tahun, melainkan hanya jika ada santri yang dinyatakan lulus khatam.

Ahmad Wahib berharap tradisi ini tetap terjaga dari generasi ke generasi. “Semoga ilmu yang didapat para santri dari mengaji di Mushola Baitul Qoror bisa bermanfaat, baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat luas,” tandasnya. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed