Post ADS 1

Belajar Tiada Akhir, Kompol (Purn) Suprihadi Sandang Gelar Doktor Jelang Masa Tugasnya Usai

Kompol Purn Suprihadi bersama rekan kerjanya di Polres Purworejo saat pengukuhan dirinya sebagai doktor.

PURWOREJO, epurworejo.com – Masa bakti di Polri boleh saja berhenti, namun tidak membuat langkah Kompol (Purn) Dr Suprihadi SH MH berhenti begitu saja. Dalam usia yang tidak lagi muda, dirinya justru meraih gelar doktor dan memilih mengisi masa pensiun bukan dengan bersantai, melainkan terus memberi manfaat bagi sesama.

Dikenal akrab oleh masyarakat dengan panggilan “Pak Pri”, bapak 2 orang anak ini memulai karier di kepolisian tahun 1988 dan sempat bertugas di berbagai daerah. Tahun 2011, ia pindah dinas ke Purworejo mengikuti jejak sang istri, yang berasal dari Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.

Di Purworejo, kariernya terus menanjak. Mulai dari Kasat Binmas (2012–2018), Kapolsek (2018–2020), hingga jabatan Kabag Ren Polres Purworejo (2020–2025). Namun yang membedakan Suprihadi dengan figur aparat kebanyakan adalah semangatnya yang tak pernah padam untuk belajar dan berbagi.

Tak puas hanya dengan gelar S1 SH dan S2 MH, ia memilih menuntaskan pendidikan hingga jenjang doktoral di bidang Manajemen Pendidikan meski latar belakang akademiknya tidak sepenuhnya liniear.

“Saya ingin memperkuat fungsi kepolisian dari sisi non-represif. Yaitu lebih kuat pendekatan pre emtif dan preventif bahwa memahamkan sesuatu kepada orang lain agar mudah diterima tidak gampang ” kata Suprihadi, Rabu (11/6/2025).

Baca Juga :  Esemkapurwa Hadirkan Guru Besar ITS Surabaya

Bagi Pak Pri, gelar doktor bukan semata prestise, tapi sebagai bekal upaya untuk tetap sehat dan bermanfaat di masa pensiun.

“Saya tidak ingin cepat pikun,” jelas Suprihadi yang memasuki masa pensiun pada 1 Juni 2025 ini.

Kini, di tengah ketenangan Desa Wadas, Pak Pri membuka warung kelontong dan berjualan bensin eceran di halaman rumah. Sebagian mungkin mengira itu demi menambah penghasilan. Namun bagi Pak Pri, alasan utamanya adalah membantu warga yang kehabisan bahan bakar, terutama di malam hari karena desa mereka cukup jauh dari SPBU terdekat.

“Untungnya sedikit, tapi nilainya lebih dari itu. Ini bentuk kepedulian,” tambahnya.

Salah satu tetangganya, Lilik mengatakan jika sosok Suprihadi merupakan orang yang dicintai masyarakat. Dia menyebut jika Suprihadi orang yang rendah hati, suka menolong dan tidak pernah membeda-bedakan. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed