Post ADS 1

Dinkes Tegaskan Bahaya Kandang Babi Dekat Rumah Warga: Limbahnya Bisa Sebar Penyakit

Warga saat mengikuti audiensi terkait keberadan kandang babi di Kecamatan Pituruh.

PURWOREJO, epurworejo.com – Persoalan kandang babi yang dikeluhkan warga di salah satu desa wilayah Kecamatan Pituruh terus bergulir. Sebagai bentuk respons terhadap keluhan masyarakat, Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Purworejo melalui Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) turut hadir sebagai narasumber dalam mediasi tahap kedua yang digelar pada Kamis, 18 Juli 2025 di Aula Kecamatan Pituruh.

Mediasi tersebut difasilitasi oleh pihak kecamatan dan diikuti sejumlah unsur, di antaranya perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), perangkat daerah lintas sektor, tokoh masyarakat, serta warga dari desa terdampak. Suasana pertemuan berlangsung dinamis, dengan fokus pada upaya mencari solusi bersama atas dampak lingkungan dan sosial dari keberadaan kandang babi yang dinilai cukup meresahkan.

Kepala Bidang P2P Dinkesda Kabupaten Purworejo dr. Budi Susanti, M.Sc menyampaikan bahwa pihaknya hadir untuk memberikan pandangan teknis dari aspek kesehatan lingkungan. Ia menegaskan bahwa kandang babi yang tidak memenuhi standar dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular.

“Limbah yang tidak dikelola dengan baik bisa mencemari air tanah, menyebabkan bau tidak sedap, dan meningkatkan populasi vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan nyamuk,” ungkap Budi, saat ditemui pada Selasa (22/7/2025).

Baca Juga :  FTBI Wicambidik Kemiri, Tumbuhkan Kecintaan Anak Terhadap Bahasa Jawa

Ia juga memaparkan sejumlah risiko kesehatan yang mungkin muncul, seperti leptospirosis dari air tercemar urine hewan pengerat, infeksi saluran cerna seperti diare dan kolera, hingga penyakit kulit dan cacingan akibat paparan lingkungan yang tidak higienis. Potensi zoonosis dari babi ke manusia juga menjadi perhatian serius jika tidak ada pengawasan kesehatan hewan secara berkala.

Lebih lanjut, tim P2P dalam mediasi itu mendorong adanya syarat teknis bagi aktivitas peternakan di kawasan padat penduduk, di antaranya jarak minimal kandang dari permukiman, sistem pengelolaan limbah yang aman dan tertutup, serta edukasi kepada pemilik ternak tentang pentingnya sanitasi lingkungan.

“Sinergi lintas sektor sangat penting. Dinas Kesehatan akan terus mendampingi proses ini, terutama dari sisi pencegahan penyakit menular berbasis lingkungan,” kata dr. Budi.

Pihaknya juga mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap peternakan yang berdiri di wilayah permukiman padat. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed