KEMIRI, epurworejo.com – Puluhan petani milenial dari berbagai wilayah di Kabupaten Purworejo menyatu untuk berdiskusi dalam kegiatan perdana “DPRD Menyapa” di Pendopo Warung Kopi Pari, Desa Gedong, Kecamatan Kemiri, Kamis (14/8). Forum tersebut menjadi jembatan antara lembaga legislatif dan para pelaku pertanian muda dalam menyampaikan aspirasi, tantangan, dan kebutuhan mereka di lapangan.
Kegiatan yang diprakarsai DPRD Purworejo mengusung misi mendekatkan dewan dengan masyarakat, khususnya generasi muda yang terjun di sektor pertanian. Sejalan dengan program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, peran petani milenial dinilai sangat penting untuk memastikan ketersediaan pangan di tengah kemajuan teknologi dan perubahan pola konsumsi.
Hadir sebagai narasumber Ketua DPRD Purworejo Tunaryo Ssos yang memiliki latar belakang sebagai petani, praktisi pertanian sekaligus konten kreator Hore Farm asal Kecamatan Grabag, Dwi Setiyo Rahadi, serta praktisi pertanian lulusan Mikrobiologi UGM dan konsultan pertanian, Citro Adi, asal Cangkreplor, Kecamatan Purworejo.
Dalam paparannya, Tunaryo menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan petani melalui jalur kebijakan, pengawasan, dan penganggaran.
“Saya sendiri berangkat dari seorang petani dan membuktikan bahwa profesi ini bisa mengantarkan saya menjadi Ketua DPRD. Pertanian kini semakin menjanjikan karena modernisasi dan peluang pasar yang luas. Banyak petani di Purworejo yang sukses, termasuk narasumber kita hari ini,” tegasnya.
Pihaknya juga mendorong para petani muda untuk tidak ragu berinovasi dan memanfaatkan teknologi demi meningkatkan produktivitas. Petani milenial kedepan diharapkan juga mampu menjadi penopang ketahanan pangan di Kabupaten Purworejo.
“Semangat bertani kaum milenial ini yang akan menjadi penopang ketahanan pangan Purworejo ke depan,” ungkapnya.
Dwi Setyo Rahadi atau Dwi Hore, yang sejak 2024 fokus membudidayakan pepaya California dan cabai di Harjo Binangun Kecamatan Grabag, membagikan kisah suksesnya mengembangkan Hore Farm sebagai pusat edukasi pertanian. Melalui platform digital, ia berhasil menjalin kemitraan dengan berbagai produsen pertanian dan mendapatkan banyak dukungan produk dari brand ternama.
“Yang membuat saya bangga adalah banyak petani yang mengikuti metode budidaya kami, dan mereka berhasil. Ini membuktikan bahwa dengan strategi tepat, bertani bisa menjadi sumber penghasilan yang besar,” katanya.
Sementara itu, Citro Adi memberikan wawasan dari sudut pandang akademis dan teori pertanian modern. Pihaknya menekankan pentingnya pengelolaan lahan berbasis data, pemilihan varietas unggul, serta pemanfaatan teknologi biologi dan mikrobiologi untuk mengatasi hama dan meningkatkan hasil panen.
“Petani milenial harus menggabungkan pengetahuan praktis dengan sains agar lebih siap menghadapi tantangan global,” jelasnya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh tokoh masyarakat seperti Mantan Kepala Desa Gedong Sudaryanto dan Ketua Karang Taruna Kecamatan Kemiri, Iqbal Kholil Rahman, yang mengapresiasi inisiatif DPRD Purworejo. Mereka berharap kegiatan serupa dapat diperluas ke desa-desa lain sehingga aspirasi petani muda di seluruh Purworejo dapat tersampaikan.
Sejak pagi hingga siang, forum berlangsung interaktif mengusung tajuk “Petani Milenial Menopang Ketahanan Pangan Lokal”. Para petani milenial secara terbuka menyampaikan kendala yang mereka hadapi, mulai dari akses modal, pemasaran hasil panen, hingga kebutuhan akan pelatihan teknologi pertanian terbaru. Dalam kesempatan ini, Ketua DPRD juga menjelaskan terkait fungsi DPRD Purworejo yakni pengawasan, legislasi, hingga penganggaran. Melalui fungsi tersebut DPRD berkomitmen untuk terus memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Purworejo, termasuk para petani.
Melalui DPRD Menyapa, Ketua DPRD berharap terbentuk sinergi antara generasi muda petani, pemerintah daerah, dan lembaga legislatif dalam menciptakan sistem pertanian yang tangguh, modern, dan berkelanjutan demi kemandirian pangan Purworejo.
“Kami juga mendorong agar dibentuk Forum Petani Milenial untuk mempermudah komunikasi dan memperluas jejaring,” tandas Tunaryo. (*)
Baca Berita Pantura

