BRUNO, epurworejo.com – Desa Karanggedang merupakan salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Wilayah ini berbatasan dengan Desa Cepedak, Desa Kemranggen, wilayah Kecamatan Pituruh serta Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo.
Mengutip informasi dari website www.karanggedang.id, keberadaan Desa Karanggedang ini berkaitan erat dengan perjuangan Pangeran Diponegoro. Kepala Desa Karanggedang saat ini, Kadikun, menyampaikan bahwa cikal bakal pemerintahan desa telah tersusun sejak kedatangan Pangeran Diponegoro ke wilayah tersebut dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dijelaskan Kadikun, saat itu wilayah Karanggedang masih berupa pemukiman kecil yang hanya dihuni beberapa kepala keluarga. Salah satu tokoh pertama yang tercatat mendiami kawasan ini adalah Simbah Buyut Salam. Nama tersebut menandakan bahwa beliau adalah seorang muslim. Buyut Salam memanfaatkan lahannya untuk menanam pohon pisang (dalam bahasa Jawa disebut “gedang”) sebagai bahan makanan pokok di zamannya. Dari situlah kemudian muncul nama “Karanggedang”, yang berasal dari kata “Karang” (pekarangan) dan “Gedang” (pisang).
Sejarah desa juga mencatat bahwa salah satu prajurit Pangeran Diponegoro, bernama Nayantaka, diutus untuk menetap di wilayah tersebut. Ia bertugas membina masyarakat dan mengenalkan sistem pemerintahan desa.
“Dari sinilah mulai terbentuk tatanan kehidupan dan pemerintahan yang akhirnya berkembang menjadi Desa Karanggedang seperti sekarang,” kata Kadikun, Senin (2/6/2025)
Hingga kini, warisan sejarah tersebut masih dapat disaksikan dalam bentuk situs makam leluhur yang ada di desa, seperti makam Mbah Buyut Salam, Mbah Buyut Udantaka, Mbah Buyut Dadung Awuk, Mbah Buyut Thong Thongsot, Mbah Buyut Bacut, dan Mbah Buyut Nayantaka—yang lebih dikenal sebagai Mbah Noyo atau Mbah Menjeling.
Menurut catatan pemerintah desa, hingga saat ini sudah ada 13 orang yang menjabat sebagai Kepala Desa Karanggedang, serta lima orang yang tercatat sebagai Sekretaris Desa.
Berikut daftar para kepala desa yang pernah menjabat : 1. Simbah Udan Taka, 2. Simbah Dita Merta, 3. Simbah Branta Yuda, 4. Prawiro Sentono, 5. Sipon, 6. Kromo Pawiro, 7. Hadi Prayitno (1966–1974), 8. Pawiro Sentono (1974–1991), 9.Supiyah (1991–1999), 10. Sartono, S.Pd (1999–2013), 11. Budiyanto (2013–2019), dan 12.Kadikun (2019–sekarang)
Kadikun menambahkan bahwa sejarah panjang desa ini menjadi landasan penting dalam membangun karakter dan semangat warga Karanggedang.
“Cerita perjalanan sejarah ini penting bagi generasi muda kita. Tapi kita juga mendorong agar mereka tidak sekedar mengetahuinya saja namun bisa mengambil inspirasi dari perjalanan pendahulu kita untuk membangun desa kedepan lebih baik lagi,” jelas Kadikun. (*)
Baca Berita Pantura

