BAGELEN, epurworejo.com – Sedikitnya 170 lebih warga Dusun Krajan Kulon, Desa Kemanukan, tumpah ruah ke jalan raya pada Minggu siang (24/8/2025), menyemarakkan karnaval peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80 yang diadakan Pemerintah Desa Kemanukan Kecamatan Bagelen.
Suasana karnaval benar-benar pecah meriah, menghadirkan suguhan yang bukan saja penuh semangat, tetapi juga terasa mewah dan megah.
Mengusung “Keberagaman dalam Kebersamaan dan Keguyuban” dari tema besar Dengan Semagnat Kepahlawanan Kita Lestarikan Budaya Lokal Menuju Indonesia Maju, Krajan Kulon menampilkan potensi terbaik pedukuhan. Ragam lintas tokoh agama hadir dalam barisan, mulai dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu hingga Budha, melambangkan harmoni kehidupan masyarakat yang guyub rukun.
Lebih istimewa lagi, parade pakaian adat nusantara turut memeriahkan jalannya karnaval, lengkap dengan pembuka jalan berupa carnival yang atraktif.Pasukan bambu runcing yang didominasi orang-orang tua juga menjadi warna khusus, ditambah warga yang mengenakan seragam profesi harian baik yang bekerja di kantoran ataupun di lingkungan mereka tinggal.

Meski terik matahari begitu menyengat, tak sedikitpun melunturkan semangat warga. Dua gunungan besar berisi hasil bumi dan jajan pasar diboyong dengan kendaraan berhias, menjadi simbol kesuburan sekaligus wujud syukur warga Krajan Kulon. Tak ketinggalan, kesenian tradisional Karya Budaya dengan tarian kuda kepang klasik yang masih lestari, tampil gagah sebagai penanda identitas budaya pedukuhan.
Koordinator lapangan, Satrio Kristanto, menyampaikan bahwa konsep karnaval tahun ini sengaja ditampilkan dengan nuansa klasik yang alami. Seluruh kendaraan dihias dengan bahan-bahan dari alam sekitar, selaras dengan semangat kebersamaan yang diusung.
“Sejak awal kami ingin semua berjalan kaki. Tapi karena gunungan cukup besar dan berat, akhirnya kita sepakat menggunakan kendaraan agar tenaga warga tidak terkuras. Intinya, semangat kita adalah kebersamaan,” terang Satrio.
Menurutnya, apa yang tampak megah di lapangan tak lepas dari perjuangan seluruh warga. Dari anak-anak hingga lansia, semuanya bersatu padu, menyumbangkan tenaga, pikiran, dan keceriaan. “Ternyata tidak mudah menggerakkan warga agar mau berpartisipasi, tapi ini menjadi tantangan sekaligus semangat kami untuk tampil lebih megah di tahun-tahun mendatang,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Satrio menyebut bahwa pendanaan karnaval diperoleh dari berbagai sumber, mulai dari dana desa, BUMDes, iuran warga, hingga bantuan pihak-pihak yang turut terpanggil. “Kami bangga, meski banyak keterbatasan, Krajan Kulon bisa menampilkan sesuatu yang luar biasa. Semua ini berkat semangat, kebersamaan, dan kekompakan warga,” tegasnya.
Gelaran karnaval ini pun menjadi bukti bahwa Krajan Kulon tak hanya merayakan kemerdekaan, tetapi juga menghadirkan panggung kebudayaan, keguyuban, dan kebanggaan bersama dalam balutan yang mewah dan megah.(*)
Baca Berita Pantura

