Lusi Akan Tetap Berkarya Ditengah Rendahnya Budaya Baca Anak Muda

Fitri Lusiana Kurniasari

PURWOREJO, epurworejo.com – Fitri Lusiana Kurniasari, gadis dari desa/kecamatan Bayan, Purworejo bisa menjadi contoh bagi generasi muda ditengah gempuran rendahnya budaya literasi saat ini. Ditengah kesibukannya sebagai pegawai di Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purworejo, dirinya mampu bisa menelurkan novel pop.

Tidak hanya satu, hingga saat ini dirinya sudah mencatatkan 3 karya novel yakni Antara Cinta atau Sekadar, Berlayar ke Muara dan Senja. Untuk Antara Cinta, gadis memiliki beberapa sapaan akrab ini mengisahkan kisah muda-mudi saat ini.

“Karya-karya saya ini merupakan petikan dari imajinasi dan saya tuangkan dalam tulisan-tulisan saya,” kata Lusi saat janjian dengan Anggota DPRD Purworejo dari Fraksi Nasdem Ivan Fatchan Gani Wardana di gedung DPRD Purworejo, Kamis (26/6/2025)

Dari profil penulis yang dituliskan di novel karyanya, Lusi menuntaskan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada dengan Program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Angkatan 2015.

Adapun jenjang sekolah dasar hingga atas dilaluinya di SDN Bayan, SMPN 23 Purworejo serta SMAN 2 Purworejo. Dari penuturannya, dirinya mulai dikenalkan dengan dunia penulisan sejak duduk di bangku SMP melalui salah satu gurunya.

Baca Juga :  Purworejo Gencarkan Literasi Transaksi Non Tunai

“Dan untuk sampai ke menulis lengkap, saya lakukan saat kuliah karena diajak dosen untuk menulis di jurnal,” tambahnya.

Adapun karya tulis yang pernah ditulis Farmer’s Motivation Towards Agroforestry-Based Agriculture to Utilize Understorey-Cropping System in BKPH Purworejo, KPH Kedu Selatan.

Disinggung waktu yang paling nyaman saat dirinya berselancar dalam menulis, gadis yang masih tinggal di Bayan ini mengaku kalau malam hari menjadi waktu terbaik baginya. Menurutnya, di waktu itu, semuanya bisa rileks dan dituangkan dalam tulisan.

“Akan lebih maksimal lagi kalau di akhir pekan atau libur. Karena saya juga tidak ingin mengganggu waktu bekerja saya di Dinporapar,” tutur Lusi yang ada di bidang Kepemudaan Dinporapar Purworejo ini.

Gadis kelahiran 11 Maret 1996 ini mengungkapkan jika menjadi penulis di era sekarang ini memang memiliki banyak tantangan, apalagi bagi penulis pemula. Di era yang serba digital, orang sangat jarang untuk melirik produk yang masih pakai fisik.

“Tapi ini menjadi tantangan bagi saya. Dan tidak akan mematahkan saya untuk tetap menulis,” ungkap Lusi yang gemar mencermati quote Tere Liye ini. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed