PURWOREJO, epurworejo.com – Tidak ada pesta dengan pakaian yang mewah, kelulusan 21 siswa SD Negeri Kaligesing tahun ini dilakukan dengan mengenakan seragam merah putih dan pelepasan 60 ekor burung perkutut menjadi simbol harapan dan kepedulian terhadap alam.
Pelepasan dilakukan oleh para siswa, guru, orang tua, beserta para tamu undangan acara kelulusan siswa di lingkungan sekolah setempat, Senin (2/6/2025).
Kepala SD Negeri Kaligesing, Supriyono SPd MMPd menyampaikan bahwa pelepasan burung ini bukan sekadar seremoni. “Tujuannya adalah untuk pelestarian satwa. Sekarang ini banyak pemburu burung, jadi kami ingin anak-anak tumbuh dengan rasa peduli terhadap lingkungan dan ikut menjaga keberadaan satwa di sekitar mereka,” ujarnya.
Supriyono menyebut, tahun ini SD Negeri Kaligesing menempati peringkat 3 se-Kecamatan Kaligesing. Bahkan, salah satu siswa berhasil meraih peringkat 3 tingkat kecamatan dan ada pula yang mendapatkan nilai sempurna, yakni 100.
Acara kelulusan berlangsung khidmat. Setelah pengumuman, para siswa secara simbolis diserahkan kembali kepada orang tua mereka. Tasyakuran dengan pemotongan tumpeng menambah nuansa syukur dan haru dalam perpisahan itu.
Meski sederhana, kelulusan tahun ini meninggalkan kesan mendalam. Di antara tumpeng dan burung yang terbang ke langit, terselip doa dan harapan agar para lulusan SD Negeri Kaligesing terbang tinggi, seperti perkutut yang dilepas, meraih masa depan yang lebih cerah dengan tetap berpijak pada nilai-nilai kepedulian dan kebaikan.
Wali kelas VI, Teguh Suyono, menyampaikan harapannya melalui kegiatan ini. Selain menjadi bentuk sedekah alam, momen ini juga menandai peningkatan prestasi sekolah.
“Kami ingin para siswa memiliki karakter yang baik, peduli pada kelestarian alam, dan siap melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya,” katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan (Korwilcambidik) Kaligesing, Mustiko Aji Triatmojo SPd. Ia mengapresiasi inisiatif sekolah yang memadukan nilai edukatif dan ekologis dalam pelepasan burung tersebut. “Semoga ini menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap alam. Ekosistem bisa terjaga jika generasi muda mulai peduli sejak dini,” ujarnya.
Mustiko Aji juga memastikan bahwa proses transisi siswa ke jenjang SMP sudah dipersiapkan dengan baik. “Orang tua sudah mendapat sosialisasi soal SPMB dan kelengkapan administrasi. Tinggal menunggu surat keterangan lulus dari sekolah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa untuk siswa yang tinggal di wilayah blankspot—daerah yang belum terjangkau sinyal internet—telah disiapkan kuota khusus. “Ada kuota 5 persen untuk siswa dari desa blankspot agar mereka tetap bisa mengakses pendidikan di SMP terdekat,” tambahnya. (*)
Baca Berita Pantura

