Post ADS 1

Prof Suyitno: Pembelajaran Mendalam Harus Berkesadaran, Bermakna, dan Menyenangkan

Dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo,Prof. Dr. Suyitno, M.Pd.

PURWOREJO, epurworejo.com – Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kabupaten Purworejo menggelar Seminar Pendidikan Optimalisasi Pembelajaran Mendalam di Auditorium Kasman Singodimedjo Universitas Muhammadiyah Purworejo, Sabtu (20/7/2025). Seminar ini diikuti oleh ratusan guru dari 22 sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Purworejo mulai dari jenjang SD/MI hingga SMA/SMK.

Dalam sesi utama, Prof Dr Suyitno MPd Dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo, tampil membawakan materi bertema Membangun Kompetensi Guru Muhammadiyah Menuju Transformasi Pembelajaran Digital. Ia menekankan pentingnya menghadirkan pembelajaran mendalam yang tidak hanya mengejar capaian akademik semata, tetapi juga memanusiakan proses belajar mengajar.

“Pembelajaran mendalam harus berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Guru perlu membangun kesadaran belajar murid melalui apersepsi yang tepat sebelum memulai pembelajaran,” ujar Suyitno.

Ia menguraikan tiga dimensi utama pembelajaran mendalam, antara lain profil lulusan, prinsip dasar pembelajaran, serta taksonomi berpikir berdasarkan Bloom. Di era digital saat ini, menurutnya, guru perlu mengintegrasikan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dalam pembelajaran.

Suyitno juga mengingatkan bahwa teknologi dalam pendidikan bersifat netral, ibarat pisau yang bisa memberi manfaat atau justru membahayakan, tergantung cara penggunaannya. Karena itu, ia menekankan pentingnya etika dalam pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga :  Soft Launching Demaji Ecopark, Suguhkan Sendratari Nyai Ageng Bagelen

“Materi AI harus disampaikan dengan penguatan nilai dan etika. Guru perlu menjadi filter dalam proses pembelajaran berbasis teknologi, agar tidak salah arah,” jelasnya.

Ia mencontohkan platform seperti Pictory AI, yang bisa menghasilkan video edukatif jika prompt-nya dirancang dengan baik. Namun, ia juga mengingatkan adanya potensi penyalahgunaan teknologi seperti deepfake, sehingga peran guru dalam mengedukasi dan membimbing murid menjadi sangat vital.

Suyitno menegaskan bahwa kurikulum Merdeka, yang juga diadopsi dalam lingkungan Muhammadiyah, sejatinya memberi ruang kepada guru untuk berinovasi. Oleh karena itu, guru Muhammadiyah diharapkan aktif menciptakan pembelajaran yang relevan dan menggembirakan.

“Tujuan akhirnya bukan sekadar transfer ilmu, tapi menciptakan pengalaman belajar yang berharga dan bermakna bagi anak didik, yang dampaknya bisa terasa hingga 5 sampai 10 tahun ke depan,” pungkasnya. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed