PURWOREJO, epurworejo.com- Kabupaten Purworejo akan menjadi pilot project pertama di Indonesia, untuk program ketahanan pangan nasional. Purworejo dipilih karena selama ini merupakan salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Tengah bagian selatan serta nasional.
“Program ketahanan pangan ini merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung program kerjanya dalam jangka 100 hari kerja,” ucap Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Ketahanan Pangan H. Muhamad Mardiono, di Rumah Dinas Bupati Purworejo.
Ia menekankan Program pemerintah ini harus dilaksanakan. Indonesia pernah swasembada beras, bahkan pernah meminjamkan ke negara tetangga Vietnam, Kamboja, dan Thailand.
Baca Berita Pantura

“Tahun 2028 diharapkan Indonesia mencapai swasembada beras kembali,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, Purworejo akan menerima bantuan ternak sapi 30 ekor yang direncanakan untuk Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag. Nantinya para petani akan membentuk kelompok tani, kemudian akan terintegrasi dengan ternak sapi.
“Setelah itu diberikan bantuan sapi seberat 200 kg, setelah jadi 400 kg akan diambil dan diganti, begitu seterusnya. Kalau mulainya kapan, kami menunggu kesiapan Pemerintah Daerah,” jelasnya.
Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti SH menyampaikan, Kabupaten Purworejo memiliki luas wilayah 1.081,45 km2 dan jumlah penduduk 789.000 jiwa terbagi dalam 16 Kecamatan dan 494 desa/kelurahan
Lebih lanjut Bupati menyampaikan bahwa untuk memperkuat ketahanan pangan telah dilaksanakan berbagai program di antaranya, pembangunan lumbung pangan masyarakat, gerakan pangan murah, penyediaan dan pengelolaan cadangan pangan Pemerintah Daerah, pemanfaatan lahan pekarangan di desa rentan rawan pangan dan sebagainya.
Dikatakan bahwa saat ini Kabupaten Purworejo menempati peringkat ke 22 dari 35 kabupaten/kota yang berhasil mengentaskan kemiskinan yang di tahun 2023 berada di peringkat 33.
“Prioritas program saya lima tahun ke depan adalah pengentasan kemiskinan, karena kemiskinan di Kabupaten Purworejo masih cukup tinggi yaitu mencapai 11,3% di tahun 2023, dan di tahun 2024 menurun menjadi 10,87%,” tandasnya.*
Baca Berita Pantura
