PURWOREJO, epurworejo.com – Debat perdana Pilkada Purworejo di Ganeca Convention Hall pada Selasa (29/10) berlangsung seru. Pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Yophi Prabowo-Lukman Hakim dan nomor urut 02 Yuli Hastuti-Dion Agasi Setiabudi saling beradu gagasan dan visi misi.
Namun, momen debat yang cukup menjadi sorotan adalah saat sesi tanya jawab.
Baca Berita Pantura

Dion Agasi memberikan pertanyaan kepada lawan debatnya soal bagaimana seorang pemimpin memberikan teladan kepada jajarannya. Lalu Dion juga bertanya soal reward (hadiah) dan punishment (hukuman) bagi para birokrat di Purworejo atas kinerja mereka.
“Bahwa untuk transformasi birokrasi, penataan birokrasi, salah satu faktor pentingya adalah keteladanan pemimpin dalam memberi contoh. Kira-kira apabila diberi kepercayaan, bagaimana keteladanan ini akan diimplementasikan dan apa reward and punishment untuk para birokrat di purworejo,” tanya Dion.
Pertanyaan itu dijawan oleh Lukman Hakim. Lukman mengatakan reward yang akan diberikan nantinya adalah pujian, sementara punishment yang akan dilakukan berupa teguran.
“Keteladanan dilakukan oleh kita di semua sektor, kita harus jadi panglima terdepan, tentu sesuai dengan aturan yang berlaku. Kalau perlu nanti ada aturan yang kita buat untuk memaksa yang dibawah kita untuk mengikuti aturan itu. Tentunya harus ada reward dan punishment, tidak melulu hanya berupa barang, janji-janji, nanti dapat tv nanti dapat apa, tapi pujian itu adalah reward dan teguran adalah punishment, sesuai prestasi dan kesalahan yang dilakukan,” kata Lukman.
Jawaban itu kemudian ditanggapi lagi oleh Dion. Namun dalam tanggapan ini Dion menyampaikan hal yang cukup mencengangkan. Dion mengungkapkan jika cabup 01 Yophi Prabowo sering tidak ikut rapat DPRD saat menjadi Wakil Ketua DPRD periode 2019-2024 lalu. Lalu Dion mempertanyakan bagaimana bisa menjadi teladan jika dalam hal rapat untuk kepentingan masyarakat saja tidak hadir.
“Saya kira tadi disampaikan soal regulasi, soal pujian dan teguran. tapi ketika kita bicara keteladanan, terkait kedisiplinan, ada rekam jejak yang menarik dari pasangan pak Lukman, yaitu pak Yophi Prwbowo. Berdasarkan daftar absensi DPRD periode 2019-2024, bahwa pak Yophi Prabowo sebagai pimpinan DPRD yang paling jarang mengikuti rapat-rapat kebijakan anggran. Yang tentu rapat ini adalah kewajiban dan tugas anggota DPRD. Lalu bagaimama bisa memberikan teladan, apabila untuk rapat yang bersifat pengambilan keputusan yang muaranya adalah untuk kepentingan masyarakat, beliau tidak hadir,” papar Dion.
Pernyataan Dion tersebut kemudian mendapat tanggapan juga dari Lukman Hakim. Lukman mengatakan jika saat ini dirinya beserta Yophi Prabowo belum menjadi kepala daerah, dan kesalahan di masa lalu tidak bisa menjadi sebuah tolak ukur.
“Kita belum jadi kepala daerah ini, itu yang kemarin, ya bukan sebagai suatu ukuran. Ini Pilkada, ini semangat kita, kalau ada kekurangan tentu kita akan melakukan perbaikan, kita bisa meyakinkan, tugas dan tanggung jawab kita untuk kemakmuran masyarakat, kami berdua bisa memberikan contoh yang aktual untuk melaksanakan kegiatan sesuai tugas dan tanggungjawab,” kata Lukman.
Pada sesi ini, Yophi juga ikut member tanggapan terhadap pernyataan Dion. Yophi mengamini apa yang dikatakan Dion soal jarang ikut rapat. Yophi beralasan jika dirinya tidak ikut rapat karena izin dan sakit.
“Terkait absensi, memang betul,.kami kadang tidak masuk karena ijin, karena sakit,” kata Yophi.(*)
Baca Berita Pantura
