Tinjau Posko SPMB, Gubernur Luthfi Temukan Orang Tua Murid Adukan Kendala Pendaftaran

Gubernur Luthfi saat meninjau SPMB di salah satu sekolah.

SEMARANG, epurworejo.com – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau Posko Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun 2025 di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Jalan Pemuda, Kota Semarang, Senin, 2 Juni 2025.

Dalam tinjauan tersebut, Ahmad Luthfi melihat serta berdialog dengan petugas dan sejumlah orang tua murid yang melaporkan atau mengadukan kendala dalam pendaftaran. Di antaranya terkait alamat dan nomor induk kartu keluarga (KK), seperti yang dialami Evi Dian Perwira Sari, warga Jatisari Permai, Mijen, Kota Semarang.

“Hari Rabu saya sudah masuk akun, setelah di-search itu RW tempat tinggal saya tidak sesuai dengan KK, jadi saya cari informasi ke sini siapa yang bisa memperbaiki. Punya saya yang salah cuma RW-nya, lainnya benar,” ujar Evi saat ditemui di lokasi.

Setelah datang ke Posko SPMB, ia mendapatkan informasi dan langkah penyelesaian dari petugas. Dari arahan petugas, ia diminta untuk datang ke sekolah atau satuan pendidikan terdekat yang memiliki wewenang verifikasi data.

“Tim verifikasi di sekolah terdekat dari alamat saya yang bisa mengubah. Kalau dari penjelasan petugas tadi kesalahan bisa operator sekolah atau anak saat mengisi data pertama kali. Banyak yang seperti itu,” ujarnya setelah mendapatkan penjelasan petugas Posko SPMB.

Beda dengan Teti Rahmawati warga Perumahan Genuk Indah, Kota Semarang. Ia kesulitan mendaftarkan anaknya karena yang bersangkutan sempat tidak sekolah selama satu tahun sejak lulus SMP pada 2024. Teti kemudian mendatangi Posko SPMB untuk mencari informasi.

Baca Juga :  Kasihan Konsumen Jika Makanan Minuman Tidak Terjamin Kehalalannya

“Kebetulan anak saya ini harusnya masuk SMA tahun 2024, tetapi karena sakit jadi baru daftar 2025 ini. Tadi pada saat mendaftar, nomor NISN tidak muncul. Saat diklik selalu muncul tidak terdaftar,” ujarnya.

Penjelasan dari petugas Posko SPMB, putri Teti yang berusia 16 masuk dalam kategori anak tidak sekolah (ATS). Kemudian Teti juga diberi tahu bagaimana cara dan langkah pendaftaran bagi ATS.

“Sudah clear tadi. Dulu waktu daftarkan anak saya yang pertama juga di sini dilayani langsung selesai, langsung bisa. Sudah dikasih langkah untuk mendaftarkan terkait ATS itu,” katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan, dari tinjauannya di Posko SPMB Disdikbud memang ditemukan adanya beberapa kendala dalam SPMB SMAN/SMKN seperti alamat rumah, nomor registrasi kartu keluarga dan lainnya Oleh petugas sudah dilayani dengan baik.

“Di Jawa Tengah memang saya wanti-wanti tentang profesionalisme. Petugasnya harus melayani dengan cara tersenyum, ramah,” kata Gubernur usai tinjauan.

Ia juga menegaskan, hal paling pokok terkait SPMB SMA/SMK/SLB di Jawa Tengah tidak mengenal istilah titip-titip dengan tagline “No Titip-titip, No Jastip”. Ia menekankan, pendaftaran harus sesuai dengan kemampuan anak didik, orang tua murid tidak boleh memaksakan kehendak.

“Gak oleh titip-titip, tidak boleh terima jasa titipan, semuanya normatif apa adanya sehingga anak didik kita yang akan datang di Jawa Tengah akan menjadi anak didik yang betul-betul profesional. Kalau perlu kantong (petugas) itu ditutupi,” ujar Luthfi. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed