PURWOREJO, epurworejo.com – Memasuki 100 hari masa kerja Bupati dan Wakil Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti SH dan Dion Agasi Setiabudi SIKom MSi, kalangan akademisi memberikan evaluasi dan masukan strategis. Salah satu sorotan datang dari Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPWR), Assoc Prof Dr Teguh Wibowo MPd, yang menilai adanya gebrakan positif, khususnya dalam dunia pendidikan.
Menurut Teguh, gagasan Wakil Bupati Dion Agasi tentang penempatan guru agar mengajar di sekolah yang dekat dengan tempat tinggal merupakan langkah cerdas dan patut diimplementasikan.
“Ini akan sangat membantu efektivitas proses belajar-mengajar, serta mendukung kesejahteraan guru. Saat Menteri Pendidikan berkunjung ke kampus kami, ide ini sempat disampaikan langsung oleh Pak Dion. Kami mendukung penuh,” ujar Teguh di kantornya, Selasa (3/6/2025).
Selain apresiasi terhadap dunia pendidikan, Teguh juga menilai tujuh program prioritas kepala daerah mulai menunjukkan geliat dan arah kebijakan yang cukup jelas, meski belum sepenuhnya optimal. Ketujuh program itu yakni Ayem Petanine, Rame Pasare, Sehat Wargane, Pinter Bocahe, Religius Wargane, Alus Dalane, dan Sejahtera Wargane.
Terkait program Religius Wargane, ia menyoroti keaktifan Bupati dalam menginisiasi berbagai kegiatan pengajian. “Ada semangat menghidupkan nilai religiusitas masyarakat,” ujarnya.
Untuk Rame Pasare, Teguh mengapresiasi langkah nyata Wakil Bupati yang terjun langsung meramaikan Pasar Baledono, termasuk pengecatan dan pembukaan pilar-pilar pasar. “Ini bentuk upaya nyata dalam menggerakkan kembali aktivitas ekonomi,” tuturnya.
Namun, pada program Alus Dalane, ia memberikan catatan bahwa perbaikan infrastruktur jalan masih terkesan tambal sulam. “Ke depan harus lebih fokus pada pembangunan jalan yang layak dan berkelanjutan,” harapnya.
Sementara dalam bidang kesehatan melalui program Sehat Wargane, Teguh melihat progres positif, terutama dalam penanganan stunting. “Kami dari kampus turut terlibat dalam tim penanganan. Ada terobosan baru dengan melibatkan orang tua asuh, ini solusi inovatif di tengah keterbatasan APBD,” paparnya.
Pada sektor pariwisata, Teguh menilai Purworejo masih tertinggal dibanding daerah tetangga seperti Kebumen. Ia menyarankan agar Pemkab lebih agresif mengelola dan mempromosikan potensi wisata. “Perlu keterlibatan sektor swasta. Pemerintah jangan alergi terhadap investasi,” tegasnya.
Ia juga mendorong percepatan penyelesaian pembangunan hotel representatif di pusat kota, seperti Hotel Ganesha. “Sering kali kami harus mengadakan acara di luar kota karena fasilitas penginapan di Purworejo belum memadai,” ujarnya.
Dalam bidang pertanian, Teguh menyuarakan pentingnya modernisasi agar sektor ini bisa menarik minat generasi muda. “Kami punya Prodi Pertanian yang siap mendukung, tinggal bagaimana sinergi dengan pemerintah daerah,” jelasnya.
Terakhir, Teguh juga menyarankan pembangunan fasilitas olahraga yang digemari masyarakat seperti mini soccer dan lapangan bulutangkis representatif. Ia menilai kombinasi kepemimpinan Bupati Yuli dan Wakil Bupati Dion cukup harmonis dan saling melengkapi.
“Kami merasa lebih dilibatkan oleh pemerintah daerah dalam berbagai kebijakan. Ini menjadi angin segar bagi kolaborasi kampus dan pemda,” pungkasnya. (*)
Baca Berita Pantura

