Post ADS 1

Garam Jetis Bisa Dikembangkan Lebih Dari Sekedar Garam Konsumsi

garan jetis
JETIS : Tiga narasumber masing-masing (dari kiri) Lilik dari Dinperindag Jateng, Tri Junianto dari Kemenkumham Kanwil Jateng dan Lilik Hartadi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng usai mengisi materi promosi dan diseminasi indikasi geografis Garam Jetis Purworejo yang diadakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati.

PURWOREJO-Pengembangan garam di kawasan Pantai Jetis, Desa Patutrejo Kecamatan Grabag Purworejo menjadi perhatian Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kantor Wilayah Jawa Tengah. Garam Jetis menjadi garam dengan kualitas yang bagus dan memiliki kandungan NaCl yang tinggi.

Secara khusus Kemenkumham Jateng mengelar kegiatan promosi dan diseminasi indikasi geografis Garam Jetis Purworejo yang diadakan di Pendopo Rumah Dinas Bupati, Rabu (21/8/2024). Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Keluatan Jawa Tengah dan Dinas Perindusrian dan Perdgangan Jawa Tengah serta Kemenkumham sendiri.

Kepala Sub Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual Kemenkumham Jateng Tri Junianto mengungkapkan kegiatan yang diadakan di Purworejo tentang garam jetis ini merupakan bentuk proses kolaborasi bersama antara Dinas Kelautan Perikanan dan Disperindag Jawa Tengah serta Kemenkumham dimana masing-masing memiliki regulasi yang berbeda.

“Dari perbedaan yang ada itu bukan jadi suatu pembeda tapi menjadi alat untuk berkolaborasi. Semoga dengan adanya kegiatan indikasi geografis ini, garam jetis akan menjadi produk yang bernilai jual tinggi yang menjadi pembeda dengan daerah yang lain,” kata Tri Junianto.

Garam jetis sendiri tengah berproses untuk dimasukkan dalam indikasi geografis karena sebuah produk unggulan yang ada di Jawa Tengah. Jika sudah masuk, hal ini akan menjadi bentuk perlindungan terhadap produk yang ada.

Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Lilik Harnadi mengungkapkan kualitas garam di pantai selatan Jawa Tengah lebih baik dibandingkan garam dari pesisir utara. Ini dikarenakan air yang berasal dari Samudera Hindia lebih bersih dibandingkan air pantai utara.

Baca Juga :  Kemiskinan dan Pengangguran Jadi Masalah Purworejo

“Secara volume memang ketinggalan jauh. Tapi kualitas garamnya lebih punya nilai. Ini bisa dikembangkan lebih dari sekedar garam konsumsi saja,” kata Lilik.

Garam pantai selatan, salah satunya garam jetis, bisa dijadikan produk untuk spa, kesehatan dan kecantikan dan lainnya. Potensi pasar yang ada pun relatif dekat.

“Purworejo berbatasan dengan Kulonprogo yang ada bandaranya. Ini menjadi celah pasar yang bisa ditembus,” tambah lilik.

Lilik menambahkan ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dimana selama ini pengembangan garam, lokasinya bersingungan dengan tambak udang. Dia berharap hal itu bisa ditata bareng dan dibuat rencana induk kawasan.

“Kita akan terus mendorong agar potensi Purworejo untuk garam ini jangan sampai mati,” katanya.

Narasumber yang lain, Sigit dari Pembina Industri Ahli Madya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah mengungkapkan pihaknya siap mensuporot pengembangan garam jetis jika usulannya sudah masuk dan ditetapkan menjadi indikasi geografis.

“Tentunya nanti akan dibuat ada semacam pelatihan untuk peningkatan produksi, bantuan sarana prasarana serta promosi-promosi untuk penjualannya,” kata Sigit. (*)

Post ADS 1