Post ADS 1

Peringati 200 Tahun Perang Jawa, Sarasehan di Rumah Budaya Tjokrodipo Berlangsung Meriah

PURWOREJO, epurworejo.com – Sarasehan dalam rangka memperingati 200 Tahun Perang Jawa sukses digelar di Rumah Budaya Tjokrodipo, Kali Kepuh, Sindurjan, Purworejo, Minggu (20/7/2025). Acara yang dipandu Mastri Imammusadin, S.H itu berlangsung penuh antusiasme, menghadirkan diskusi mendalam lintas disiplin bersama para intelektual, seniman, dan pegiat budaya.

Mengangkat dua tema besar, yakni “Perang Jawa: Dilema Tjokronogoro” dan “Perang Jawa dari Sudut Pandang yang Lain: Novel Glonggong Karya Junaedi Setiyono”, sarasehan ini menghadirkan pembicara Dr. Sudibyo, M.Hum., Bagas Pratyaksa Nuraga, dan Dr. Junaedi Setiyono, M.Pd. Diskusi dipandu oleh Mahestya Andi Sanjaya dan Achmad Fajar Chalik.

Dr. Sudibyo menekankan pentingnya refleksi sejarah bagi generasi muda.

“Perang Jawa bukan sekadar pertempuran fisik, tetapi juga benturan ideologi, harga diri bangsa, dan perlawanan terhadap dominasi kolonial. Tjokronogoro adalah tokoh yang terjebak dalam dilema antara loyalitas pada pemerintah kolonial dan suara rakyat. Kita perlu mempelajarinya agar sejarah tidak hanya jadi kenangan, tapi juga cermin masa depan,” ujarnya.

Baca Juga :  Knalpot Brong Dominasi Pelanggaran Operasi Ketupat Candi 2024

Apresiasi juga datang dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpursip) Kabupaten Purworejo, Stefanus Aan. Ia menyebut kegiatan ini sebagai bagian penting dari edukasi sejarah.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dan kolaborasi berbagai pihak. Ini bukan sekadar peringatan, tapi momentum edukatif yang memperkaya literasi sejarah lokal dan nasional,” katanya.

Tak hanya diskusi intelektual, acara juga disemarakkan oleh penampilan artistik bertajuk “Perempuan Dipanegara” yang dibawakan oleh Titi Prabandari (Harpi Melati), Dedy Harnanto, dan Nungki Nur Cahyani. Selain itu, ditampilkan pula karya seni rupa bertema “Perang Jawa” oleh Edi dari komunitas PFA.

Sarasehan ini terselenggara berkat dukungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Purworejo, serta sejumlah komunitas budaya seperti Patra Padi, Lelana Indonesia, Teras SeniKu, dan Nildance.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai perjuangan, sejarah, dan seni budaya masih hidup dan terus relevan hingga hari ini.(*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed