Sempat Vakum, Permadani Purworejo Kembali Gelar Pawiyatan Panatacara

Ketua Permadani saat membuka pawiyatan pranatacara

PURWOREJO, epurworejo.com – Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menyelenggarakan Pawiyatan Panatacara Bregada IX, pendidikan kebudayaan dan pelatihan Panatacara upacara adat jawa di Aula gedung PKK Kabupaten Purworejo, pada Sabtu (21/9/2024).

Ketua Permadani Kabupaten Purworejo, Amri Nurman Triyono S.Pt, mengatakan, Permadani di Kabupaten Purworejo sudah sampai Bregada atau angkatan ke IX, yang kurang lebih sampai hari ini anggotanya sudah sekitar 450an, tersebar dilingkup Purworejo.

“Dimulai dulu ditahun 2013, waktu itu karena kekurangan tim, maka kami sementara vakum, terus mulai ada Pawiyatan lagi atau aktif lagi sejak Bregada atau angkatan ke III, sekitar ditahun 2015. Kita laksanakan di aula gedung PKK Kabupaten Purworejo disetiap hari Sabtu mulai pukul 13.00 wib hingga 17.00 wib. Materi awal yang diberikan adalah Pranotocoro yaitu bagaimana orang itu mau berpidato atau berbicara didepan audien, itu tata caranya seperti apa, langkahnya seperti apa, itu materinya kurang lebih seperti itu,” kata Amir, Rabu (25/9/2024).

Pawiyatan Pranotocoro diikuti oleh sekitar 50 peserta, mereka merupakan para pendidik atai guru, perangkat desa dan PNS.

Para peserta akan diberi materi penting tentang kebudayaan jawa antara lain seni berbusana jawa, padhuwungan (keris), sastra (bahasa) jawa, adat jawa mulai kelahiran, menikah sampai kematian, budi pekerti dan tatakrama, renggeping wicara, serta muatan lokal.

“Ada juga yang pelajar, jadi kemarin malah ada anak SD juga mau ikut, jadi kenapa kok kami menyambut baik anak SD, karena hari ini sudah mulai digalakkan tentang bahasa Jawa, bahasa ibu, bahkan sekarang lagi ngetrend FTBI atau Festival Bahasa Ibu, makanya kemarin ada anak SD ikut lomba STBI itu ternyata belum juara, kemudian besok mau ikut Permadani biar bisa berpidato dengan baik dan benar,” ungkapnya.

Dijelaskan, Permadani saat ini telah tersebar diseluruh nusantara. Permadani tidak hanya mempelajari bahasa Jawa, namun menyesuaikan wilayah yang ditempati.

“Yang kemarin terbentuk belum lama ini Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Permadani Propinsi Bengkulu, jadi di Bengkulu tidak hanya mempelajari bahasa Jawa saja, tapi bahasa lokal Bengkulu juga diangkat. Lalu yang baru saja dilantik Dewan Pengurus Wilayah Provinsi Lampung. Yang di Lampung yang diangkat adalah juga buyadanya Lampung. Pawiyatanya secara perdana sebentar lagi akan dimulai,” jelas Amir.

Baca Juga :  Aksi Kuda Jingkrak Meriahkan Pawai Ta'aruf Desa Girimulyo Kemiri

Permadani itu sendiri itu sebenarnya tidak hanya atau hanya mencetak pembawa acara saja, tapi juga Kepermadenan yang isi point paling penting adalah mengembalikan orang Jawa ke Jawanya.

“Orang bilang Wong Jowo Sik Njawani, itu tujuan utama Permadani, karena sekarang banyak sekali wong jowo sik ilang jowone, contoh, pada saat kita mau lewat didepan orang tua, itu jarang sekarang yang menunduk, saat kita berbicara dengan orang tua juga sikap berbicara dengan ngoko, bicara dengan nada tinggi, tapi begitu di Permadani ini ketika masuk tujuanya adalah mengembalikan wong jowo sik njawani. Kalau untuk pembawa acara itu kami hanya sampingan, wis mesti bisone,” terangnya.

Permadani di Purworejo dalam satu Bregada atau angkatan melaksanakan Pawiyatan kurang lebih selama 6 bulan, dalam seminggu dilakukan satu kali Pawiyatan atau kurang lebih 26 kali pertemuan.

“Selain pertemuan dikelas nanti ada gladen kelompok, gladen itu sinau bareng, belajar bareng, kelompok – kelompok secara dor to dor kerumah- rumah. Tujuaanya lebih menyesuaikan dengan kurikulum sekarang, kurikulum merdeka, merdeka belajar. Itu nanti setelah pertemuan ke 26 pasti ada gladen kelompok,” ucapnya.

Bregada atau angkatan ke IX ini di mulai Pawiyatan di aula gedung PKK Kabupaten Purworejo. Sebelumnya telah dilaksanakan di dua kelas yaitu di kelas Kecamatan Gebang, dengan tempat aula kantor Kecamatan Gebang, dan yang kedua di aula Kecamatan Butuh.

“Permadani ini ada disetiap kabupaten, kalau ada peserta dari kabupaten lain kita arahkan ke kabupaten terdekat, jadi selain Purworejo, untuk daerah Kedu, Jateng, Jatim dan Jabar untuk sebagian wilayahnya setiap kabupaten ada,” lanjutnya.

Mereka yang ikut Pawiyatan karena kebutuhan bagi mereka yang dibutuhkan oleh lingkungan, karena tujuan mereka yaitu ingin bisa bicara didepan orang banyak atau audien.

“Jadi dari kemauan sendiri ada juga tuntutan dari instansi tempat mereka bekerja, misal perangkat desa karena sekarang perangkat desa diwajibkan atau diharuskan bisa berbahasa jawa, dengan memberikan sambutan dengan bahasa jawa,” katanya.

Untuk Pamong Pawiyatan atau pengajar, Permadani di Purworejo ada 15 orang Pamong, yang gilir jadwal masuknya.

“Untuk kantor sekretariatnya Permadani Kabupaten Purworejo ada dirumah saya, selaku ketua Permadani Purworejo, yaitu di Desa Gebang, Kecamatan Gebang,” sebutnya. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed
Loading RSS Feed