KEMIRI- Cita rasa masakan tradisional selalu mendapat tempat di hati pecinta kuliner. Terlebih jika olahan yang disajikan selalu menjaga ciri khas dan tradisi secara turun temurun.
Untuk Anda pecinta masakan tradisional perlu menyambangi Warung Mbah Tinah, di Desa Karangduwur, Kecamatan Kemiri. Warung ini sangat legendaris karena telah dirintis sejak tahun 1975.
Warung ini didirikan oleh Rantinah dan kini dikelola oleh anaknya, Yuwantoro. Awalnya warung ini hanya menjual gorengan, kopi, dan beberapa makanan ringan lainnya tanpa nasi. Namun, seiring berjalannya waktu dan permintaan dari pelanggan, menu warung pun berkembang dengan hadirnya nasi rames dan soto.
Ciri khas yang paling terkenal dari warung ini adalah sayur ayam panggang, yang mulai disajikan sekitar tahun 1988. Menu ini berawal dari permintaan pelanggan yang pulang mudik dari Jakarta dan merindukan masakan rumahan, seperti sayur yang biasa disajikan setelah selamatan Maulid.
Ternyata, setelah dicoba untuk dijual setiap hari, menu ini mendapat sambutan baik dari pelanggan, sehingga akhirnya menjadi sajian tetap di warung tersebut.
Sebagai penerus usaha, Yuwantoro memiliki pandangan yang kuat tentang pentingnya menjaga tradisi kuliner.
“Saya percaya meskipun makanan modern semakin menjamur, orang-orang akan selalu merindukan cita rasa makanan tradisional,” ungkapnya.
Prinsip inilah yang membuat Yuwantoro terus mempertahankan warung peninggalan ibunya. Untuk menjaga cita rasa asli, Warung Mbah Tinah masih menggunakan kayu bakar dalam proses memasaknya. Bahkan, orang yang memasak di warung ini masih orang yang sama sejak dulu, sehingga kualitas rasa tetap terjaga. Bahan-bahan yang digunakan juga selalu dikontrol dengan ketat untuk memastikan konsistensi.
Yuwantoro berharap Warung Mbah Tinah tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat. Meskipun banyak pesaing baru, pelanggan setia warung ini masih bertahan.
Yuwantoro juga berencana terus menghadirkan menu-menu tradisional khas pedesaan yang bisa bertahan di era modern saat ini. Menu andalan di warung ini antara lain sayur ayam panggang, ayam goreng, iwak kali, dan tiwul.
Pelanggan warung ini pun tidak hanya datang dari kalangan lama, tetapi juga generasi muda yang merupakan anak-anak dari pelanggan setia warung tersebut.
“Bagi yang tidak menyukai nasi, Warung Mbah Tinah juga menyediakan menu tradisional tiwul khas Mbah Tinah dan dawet ireng,” tandasnya.*