Yuli-Dion Pilih Naik Andong Daripada Kereta Raja, Ini Alasannya

batk
ANDONG : Pasangan calon Yuli Hastuti-Dion Agasi menaiki andong saat menuju kantor KPU Purworejo.

PURWOREJO-Iring-iringan rombongan pasangan calon Yuli Hastuti-Dion Agasi Setiabudi menarik perhatian masyarakat. Rombongan dibuka dengan pembawa bendera merah putih dan parpol pengusung serta rombongan kesenian di Kabupaten Puworejo.

Tidak kalah menarik juga Yuli Hastuti-Dion Agasi yang menaiki andong dan mengenakan pakain batik motif truntum di dalam barisan itu saat menuju ke Kantor KPU Purworejo, Rabu (28/8/2024).

Usai pendaftaran, Dion Agasi memberikan penjelasan terkait arti atau filosofi dari andong dan batik truntum tersebut.

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

“Terkait pemaknaan, kenapa saya, Ibu Yuli dan para ketua partai menaiki andong, bukan kereta raja (kencana), jadi kita bukan bagian dari keluarga kerajaan. Jadi andong ini adalah representasi kendaraan rakyat, yang kebetulan sampai saat ini masih ada di Purworejo, walaupun jumlahnya terus berkurang,” kata Dion

Andong ini, kata Dion, sudah menjadi warisan leluhur yang pastinya harus dilestarikan. Dalam pendaftaran ini, paslon Yuli-Dion juga memberikan ruang bagi para seniman untuk berkreasi. Dion pun berkomitmen akan melestarikan tradisi dan budaya di Purworejo.

Baca Juga :  PKB Purworejo Laporkan Lukman Edy Ke Polres Karena Cemarkan Nama Baik

“Tradisi dan budaya yang harus kita rawat, tidak hanya andong, tadi (saat arak-arakan pendaftaran) ada pasukan bregodo, kencreng, dolalak, kuda kepang, itu wujud pasangan Yuli-Dion ini didukung parpol dan representasi masyarakat. Kedepan jika kami diberikan kesempatan memimpin, ini menjadi komitmen kami, melestarikan dan menjaga tradisi sebagai identitas yang harus dilestarikan,” ungkap Dion.

Sementara terkait batik, Dion mengungkapkan jika motif truntum ini biasanya digunakan oleh orang menikah.

“Batik ini motifnya truntum, itu filosofinya biasanya dipakai orang yang menikah. Ini simbol calon bupati dan wakil bupati harus menjadi satu kesatuan, harus bekerjasama, saling melengkapi, mengisi untuk pembangunan Purworejo, ini adalah pernikahan secara politik, termasuk dengan para partai pengusung, untuk bisa saling mengisi, di tengah suka maupun duka, membangun Purworejo,” jelas Dion Agasi Setiabudi. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed