Jadi Desa Toleransi, Kemanukan Ajarkan Keberagaman Sejak Dini

desa toleransi
GAMBAR : Salah satu kegiatan yang mewarnai kegiatan Desa Toleransi yang diadakan di Desa Kemanukan Kecamatan Bagelen, Purworejo.

BAGELEN-Toleransi kehidupan warga di Desa Kemanukan menjadikan salah satu desa di Kecamatan Bagelen ini dikukuhkan sebagai Desa Kerukunan Umat Beragama di tahun 2018.

Bertolak dari hal tersebut, desa tersebut merayakan Desa Toleransi dengan menggelar kegiatan kreatif, Minggu (4/8/2024). Bertema ‘Membingkai Harmoni Dalam Keragaman’ ada beberapa rangkaian kegiatan yang digelar yang bertujuan untuk menggalang harmoni dan keragaman di tengah masyarakatnya.

Acara ini diinisiasi oleh Yayasan Warga Hardo Pusoro di padepokan Ki Sumocitro, Dusun Krajan Wetan, Kemanukan. Kegiatan yang telah dimulai pada Minggu (19/7/2024) dengan adanya Srawung Agung yang dihadiri oleh warga Hardo Pusoro, pemerintah desa Kemanukan,Forkompincam, FKUB, Kesbangpol, Kemenag, Presidium MLKI, dan warga setempat.

Gelaran Desa Toleransi itu sendiri menjadi salah satu langkah untuk memperkuat pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan budaya, agama, dan pandangan hidup, maka Yayasan Warga Hardo Pusoro bertanggung jawab atas kelestarian adat budaya dan sikap toleransi antar warga masyarakat.

Dukungan dari Kemenristekdikti melalui Dana Indonesiana (LPDP) diwujudkan dengan rangkaian kegiatan lomba ikat kepala, lomba jarik, lomba mewarnai, lomba video, lomba menggambar, hingga doa lintas agama dan kethoprak bertemakan toleransi.

Baca Juga :  Atlet Cabor Manfaatkan Haornas Jadi Ajang Demonstrasi

“Tanggapan masyarakat bagus, harapan dari Hardo Pusoro ialah terciptanya toleransi yang lebih baik, antar warga kemanukan di dalam kehidupan sehari-hari,” kata ketua kegiatan, Yoga Kurniawan, Senin (5/8/202).

Yoga menambahkan bahwa Hardo Pusoro ingin tetap ‘srawung’ dengan masyarakat sekitar dengan melibatkan pemuda-pemudi menjadi bagian dari kepanitiaan. Penanaman rasa toleransi memang sebaiknya diberikan sejak dini kepada anak-anak hingga remaja sehingga pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan budaya, agama dapat diimplementasikan di kehidupan nyata saat bermasyarakat.

Satu kegiatan pemuncak yang diadakan adalah pementasan kethoprak yang menghadirkan keberagaman budaya desa Kemanukan diikuti oleh warga dari usia muda hingga tua. Kethoprak Budaya tidak hanya menjadi momen untuk menikmati berbagai warisan budaya yang ada, tetapi juga sebagai platform untuk memperkuat persatuan di antara berbagai kelompok masyarakat.

“Kegiatan hari ini adalah langkah konkret kami untuk membangun fondasi yang kokoh dalam harmoni sosial di desa Kemanukan. Kami berharap melalui kegiatan ini, kami dapat mendorong pemahaman yang lebih dalam dan penghargaan yang lebih besar terhadap perbedaan yang ada di tengah-tengah kami,” tambahnya. (*)