PURWODADi, epurworejo.com- Musim kemarau yang berlansung singkat membuat petani Desa Karangmulyo Kecamatan Purwodadi, Purworejo, terpaksa memanen lebih dini tanaman tembakau.
Saat kemarau tiba petani Desa Karangmulyo memilih menanam tembakau dibanding tanaman lain. Saat ini petani mulai memanen tembakau, meski usia tanaman yang diupayakan belum sepenuhnya tua.
“Panen tembakau di desa ini dimulai sejak pertengahan Agustus lalu. Saat ini sebagian besar sudah dipanen,” kata Supriyanto, salah satu petani di desa tersebut, Kamis (12/9/2024).
Disampaikan, dari kondisi tanaman hasil panen tembakau di desa tersebut tahun ini dinilai cukup bagus. Sebagian besar petani menjual dalam bentuk tembakau kering rajangan.
“Harga dari petani dikisaran Rp100 ribu perkilogram untuk tembakau perawatan biasa. Tembakau dengan perawatan standar kami biasa mematok harga sekitar Rp150 ribu perkilogram,” sebut Supriyanto.
Menurutnya, hasil panen tembakau kering di desa tersebut diperkirakan mencapai 4 ton. Sudah bertahun-tahun petani Karangmulyo membudidayakan tembakau, dari segi hasil panen tanaman tembakau jauh lebih bagus dibanding komoditas lain seperti padi dan palawija.
Ia menambahkan, petani Karangmulyo selama ini mengembangkan tembakau varietas Bandungan Dowo, Bendungan Ciut. Ada beberapa petani yang juga mengembangkan varietas tembakau Sayangan.
Supri mengemukakan musim kemarau tahun ini lebih singkat dibanding 2023 lalu. Hal itu berpengaruh terhadap kualitas tanaman, mengingat tembakau merupakan tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air.
“Tahun lalu kemaraunya panjang, untuk tembakau itu bagus. Termasuk harga, karena tanaman tembakau biasa betul-betul tua di ladang. Sedangkan tahun ini kemaraunya singkat sehingga banyak tembakau yang dipanen sebelum benar-benar tua,” tandasnya.*