Nazar Terkabul, Warga Kemanukan Potong Kambing dan Masak di Pesanggrahan Eyang Manurejo

pesanggrahan eyang manurejo
TAKIR : Warga menempatkan olahan daging kambing yang telah matang ke dalam takir dalam prosesi selamatan di Pesanggrahan Eyang Manurejo di Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Purworejo.

BAGELEN-Warga Dusun Karangrejo Desa Bagelen, Purworejo melakukan gotong royong menggelar selamatan di Pesanggrahan Eyang Manurejo yang menjadi cikal bakal desa setempat, Minggu (11/8/2024).

Selamatan ini menjadi bentuk syukuran atas terkabulnya harapan dan doa salah satu warganya yakni pasangan Waluyo dan Darti yang telah berhasil mengentaskan anak-anaknya. Keluarga ini bernazar jika semua harapan dan doanya terkabul maka akan mengadakan sykuran di pesanggarahan tersebut.

Prosesi syukuran itu sendiri dilakukan dengan memotong hewan jenis kambing di lokasi. Usai dilakukan pemotongan, warga baik kaum pria dan wanita akan bekerjasama memasak hingga matang dan siap dihidangkan.

Uniknya, wadah daging kambing yang telah diolah itu tidak ditempatkan di piring, mangkuk dan sejenisnya. Warga akan membuat takir dari pelepah pisang raja yang dibuat kotak dan disatukan dengan lidi.

Berbentuk kotak memanjang, ada banyak takir yang dibuat disesuaikan dengan warga yang datang. Begitu selesai, takir berisikan daging kambing ini dihidangkan lengkap dengan nasi, sayur dan lainnya.

Berbeda dengan kambing yang dipotong dan dimasak di tempat, untuk jenis makanan yang lain ini disiapkan dari rumah pemilik hajat. Begitu matang akan dibawa ke lokasi pesanggrahan. Begitu sudah siap, mereka akan makan bersama. Jika masih ada yang tersisa, makanan tersebut akan dibungkus dan dibawa pulang.

Dalam prosesi ini, selain warga tetangga yang datang. Pihak pemangku hajat akan mengundang tokoh masyarakat mulai dari kepala desa, perangkat dan tokoh agama.

Tokoh agama setempat, KH Abdul Wahid menuturkan jika tradisi ini sudah turun temurun, dilaksanakan oleh warga Kemanukan. Warga tertentu saja yang menggelar kegiatan tersebut karena biaya yang ditimbulkan tidak sedikit.

Baca Juga :  Dindikbud Purworejo Janji Perbaiki Kerusakan SD N 2 Donorejo

“Ini jadi tradisi turun temurun di Kemanukan. Biasanya yang punya hajat itu memotong kambing disini dan menggelar selamatan dengan dihadiri oleh tetangga dan kerabat. Tapi ada juga yang potong kambing disini tapi selamatannya dirumah dengan mengundang tetangga seperti kenduri seperti biasa,” kata Abdul Wahid.

Dirinya tidak mengetahui secara persis sejak kapan tradisi itu diselenggarakan di Kemanukan. Dia mengaku, di usianya yang menjelang 70 tahun, sejak kecil sudah melihat tradisi itu berjalan.

Walaupun masih berlangsung secara turun temurun, namun ada hal yang berbeda dibandingkan jaman dahulu saat dirinya kecil. Dahulu, saat diadakan kegiatan ini, akan banyak anak kecil yang datang.

“Dulu itu, anak-anak berkumpul menunggu sampai dagingnya masak. Mereka akan mendapatkan bagian dan makan bersama di tempat ini. Tapi sekarang sudah tidak ada anak yang mendekat. Boleh jadi kalau dulu kan larang pangan (mahal makanan) jadi anak-anak akan senang mendapatkan makanan ini. Dan tentunya ada berkahnya juga,” jelasnya.

Legiman, adik dari pemangku hajat mengatakan jika kakaknya memang memili nadar jika anak-anaknya sudah mentas semua, akan menggelar syukuran di Eyang Manurejo.

“Alhamdulillah, semua harapan kakak saya terkabul dan hari ini melaksanakan nadarnya. Kami juga memohon kepada Allah SWT akan keluarga kami waras slamet, demikian halnya warga di Dusun Karangrejo dan Desa kemanukan,” kata Legiman. (*)