Paguyuban Kristiani Baksos Kesehatan Gratis untuk Warga Lereng Sumbing

TEMANGGUNG, epurworejo.com- Aksi sosial berupa layanan kesehatan gratis dilakukan Paguyuban Kesehatan Kristiani Temanggung (PKKT) untuk warga lereng Sumbing, tepanya di Desa Wates, Kecamatan Wonoboyo, Temanggung.

Bakti sosial ini merupakan wujud nyata untuk meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat sekitar, terutama mereka yang memerlukan akses mudah dan cepat terhadap layanan kesehatan.

“Baksos ini menjadi sumbangsih kami sebagai Paguyuban Kristiani kepada masyarakat demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” kata Panitia Kegiatan Bakti Sosial, Emi Sih Karuniati.

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

Dipilihnya Desa Wates, Kecamatan Wonoboyo yang merupakan daerah terjauh di Kabupaten Temanggung, karena di desa ini merupakan masyarakat majemuk, sehingga menjadi keistimewaan.

Pemeriksaan kesehatan gratis ini meliputi penyuluhan kesehatan, pemeriksaan umum, pemeriksaan gigi, kemudian pemeriksaan laboratorium. Juga ada pemberian obat gratis.

“Kami juga bekerja sama dengan Puskesmas Wonoboyo dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk menyelenggarakan donor darah,” tambahnya.

Baca Juga :  Bulan Dana PMI Temanggung Lampaui Target, Terkumpul Dana Rp 1,766 Miliar

Warga yang memeriksakan kesehatan juga diberikan tali asih, berupa paket sembako dari panitia.

“Harapannya ke depan, kami bisa memberikan sumbangsih yang lebih bagus lagi dan menjangkau lebih banyak lagi masyarakat supaya kasih kami sebagai umat Kristiani itu tidak terbatas untuk kami saja, tapi sudah semua masyarakat umum masuk ke dalam ruang kasih kami,” pungkas Emi.

Warga setempay mengaku bergembira dengan adanya pemeriksaan secara gratis ini. Jarak jauh dari desa ke Puskesmas Wonoboyo, membuat warga sedikit enggan memeriksakan kesehatannya.

“Jarak ke Puskesmas sangat jauh, apalagi jalan sering tertutup longsoran, jika hujan. Jadi kami enggan untuk periksa kesehatan ke Puskesmas. Kami harap, pemeriksaan gratis ini bisa dilakukan rutin, minimal empat kali dalam setahun,” ujar Listiyani (37), warga setempat.*

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed