Peraih Medali Popnas dan Popda Jateng Akan Mendapatkan Apresiasi dari Pemkab

karnaval purworejo
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purworejo Stephanus Aan Isa Nugroho.

PURWOREJO-Peraih medali dalam even pekan olahraga pendidikan nasional (Popnas) dan pekan olahraga pelajar daerah (popda) Jawa Tengah di tahun 2023 dan 2024 akan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Purworejo.

Rencananya penyerahan itu akan dilakukan saat digelar upacara peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September mendatang. Untuk 2023 ada satu peraih medali emas (Popnas), satu medali emas (popda), enam perak (popda), dan lima perunggu (popda). Dan peraih medali di 2024 ada satu emas, lima perak, dan tiga perunggu.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purworejo, Stephanus Aan Nugroho saat ditemui di kantornya, Selasa (3/9/2024).

“Ini menjadi apresiasi dari Pemkab untuk para atlet pelajar yang sudah mendapatkan medali dalam ajang tersebut,” kata Aan.

Aan mengungkapkan pihaknya akan berusaha meningkatkan prestasi atlet pelajar di Kabupaten Purworejo kedepan. Ada 11 cabang olahraga (cabor)yang menjadi skala prioritas untuk menatap pekan olahraga pelajar daerah 2025. Ini disesuaikan dengan cabor yang banyak atau sering menyumbang medali pada ajang sebelumnya.

“Bukan berarti cabor lain tidak prioritas, tapi ke depan di 2025, 11 cabor akan diberikan pembinaan yang lebih intens,” imbuh Aan.

Baca Juga :  SMK Pancasila 1 Juara Turnamen Futsal Bupati Cup

Adapun 11 cabor tersebut di antaranya adalah taekwondo, pencak silat, kempo, voli, tenis meja, dan voli pasir. Dikatakan, hal tersebut dilakukan agar persiapan menuju popda selanjutnya lebih maksimal dan matang. Aan menyebut, untuk capaian medali yang diperoleh di 2024 belum memenuhi target.

“Meski demikian kami sangat mengapresiasi usaha yang telah dilakukan oleh para atlet,” ungkapnya.

Ada beberapa hal yang perlu dievaluasi pada popda tahun ini antara lain terkait pemetaan atlet di tiap cabor yang belum optimal. Selain itu, dukungan semua pihak juga belum maksimal seperti ada atlet yang susah mendapatkan izin untuk kegiatan training center (TC).

Salah satu kendalanya yaitu belum adanya kebijakan yang pro atlet di dunia pendidikan. “Untuk menjadi seorang atlet itu tidak bisa instan, butuh ada komitmen dan konsistensi. Dukungan dari orang tua hingga sekolah sangat dibutuhkan,” kata dia.

Ke depan, Dinporapar Purworejo akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purworejo untuk membuat MoU soal program pro olahraga. Khususnya, bagi atlet yang akan membawa nama baik Kabupaten Purworejo. “Itu dilakukan agar proses pembinaan atlet menjadi lebih matang,” imbuhnya. (*)