Post ADS 1

Perdalam Pengetahuan Koservasi Cagar Budaya, Petugas Museum Tosan Aji Diajak Studi Tiru di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X

museum tosan aji
KONSERVASI : Petugas Museum Tosan Aji Purworejo mempraktekkan konservasi terhadap batuan yang ada di Candi Plaosan saat diadakan studi tiru ke Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X.

KLATEN, epurworejo.com – Sebanyak 25 orang petugas Museum Tosan Aji (MTA) termasuk didalamnya juru pelihara benda cagar budaya dibawah Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo melakukan studi tiru di Balai Pelestarian kebudayaan Wilayah X yang ada di Klaten, Senin (30/9/2024). Mereka diajak untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan tentang konservasi benda-benda cagar budaya.

Studi tersebut dipimpin oleh Kabid Kebudayaan Dindikbud Purworejo Dyah Woro Setyaningsih dan diterima oleh Kepala Sub Bagian Umum Balai Pelestarian kebudayaan Wilayah IX Winarto.

Dyah Woro menyebutkan kunjungan itu menjadi kali kedua rombongan dari Purworejo ke tempat tersebut. Sebelumnya sudah dilakukan, namun dengan rombongan yang berbeda. Dengan harapan seluruh juru rawat Museum Tosan Aji dan juru pelihara benda cagar budaya di Purworejo memahami lebih detail tentang pola konservasi terhadap benda-benda yang menjadi tanggung jawab petugas.

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

“Belajar bersama atau studi tiru ini sangat penting bagi kami untuk mengetahui lebih mendalam mengenai konservasi benda-benda cagar budaya yang ada di Purworejo. Kami ingin petugas itu tidak sekedar melakukan pembersihan saja, tapi bisa melakukan konservasi dengan baik serta benar sehingga tidak menimbulkan kerusakan terhadap benda-benda tersebut,” kata Dyah Woro.

Diakuinya, petugas cagar budaya dan museum masih sebatas melakukan pembersihan biasa. Sebagai contoh, untuk pemeliharaan benda cagar budaya di situs-situ yang ada baru sebatas menyapu dan mencabuti rumput semata.

“Dari kunjungan awal, kita mendapatkan banyak ilmu. Ternyata masih banyak hal yang perlu dibenahi sehingga benda cagar budaya itu bisa terjaga dan tampilannya juga benar-benar bersih dan terawat dengan baik,” tambahnya.

Baca Juga :  Masih Sekedar Jadi Perlintasan Wisatawan, Purworejo Harus Berbenah Sejak Dini

Pihaknya pun terdorong untuk memberangkatkan semua petugas secara bergiliran dengan harapan mereka akan memperoleh ilmu baru secara langsung. Dari pengalaman yang ada itu bisa diaplikasikan di lapangan sesuai dengan tugas mereka masing-masing.

Lebih jauh Woro menyebut jika Purworejo juga tertarik untuk menerapkan tidak menerima pengunjung di hari Senin. Dan hari tersebut dipergunakan oleh seluruh petugas melakukan pembersihan di museum atau situs cagar budaya yang ada di Purworejo.

Pamong Budaya Ahli Madya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X Dwi Astuti mengatakan benda-benda cagar budaya dikelompokkan dalam bahan dasarnya. Dan biasanya berbahan batuan, logam, tanah ataupun kayu. Pola perawatan yang dilakukan pun berbeda.

“Begitu mendapatkan atau menemukan benda cagar budaya itu yang pertama dilakukan adalah identifikasi. Hal ini untuk mengetahui perlakukan yang harus dilakukan saat pembersihan,” kata Dwi Hastuti.

Dia mencontohkan cagar budaya yang terbuat dari batu dimana harus diketahui batu yang digunakan apakah batu andesit atau batu alam yang lain. Untuk batuan yang lama tidak dilakukan perawatan atau baru ditemukan biasanya akan terdapat banyak jamur dan itu perlu perlakuan khusus.

“Pembersihan juga ekstra hati-hati. Mulai dari menyikat, memberikan cairan khusus yang biasanya menggunakan air sereh serta penyemprotan menggunakan kompresor. Itupun jaraknya juga harus diperhitungkan, tidak boleh secara sembarangan,” tambahnya.

Usai mengikuti berbagai pola koservasi terhadap benda cagar budaya yang ada di Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, selanjutnya rombongan diajak melihat dan belajar konservasi langsung di Candi Plaosan. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed