JAKARTA-Produk Teaching Factory Esemkapurwa Purworejo (SMK Muhammadiyah Purwodadi Purworejo) yang dinamakan Oli Quintech mendapatkan apresiasi dari PP Muhammadiyah saat dilangsungkan Rakornas SMK Muhammadiyah yang berlangsung di BPMP Jakarta, Selasa-Kamis (3-5/9/2024).
Rakornas tersebut diinisiasi oleh FKKS SMK Muhammadiyah Indonesia dan diikuti 198 Kepala SMK Muhammadiyah dari 14 provinsi. Kegiatan dibuka Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Irwan Akib dan dihadiri Ketua PWM Jakarta, Majelis Dikdasmen PNF PWM Jakarta, kepala BPMP Jakarta serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Sekertaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Abdul Mu’thi di hari kedua Rakor menyambut gembira dengan hadirnya produk Tefa Oli Quintech. Abdul Mu’thi juga memberikan motivasi kepada siswa siswi Esemkapurwa agar meningkatkan inovasi & kreativitas untuk masa depan yang cemerlang.
Dia juga mengatakan bahwa SMK dibranding dengan nama Vokasi yang harapannya lulusan SMK lebih kompeten dan siap kerja dengan slogan BMW, Bekerja, Melanjutkan atau Wirausaha.
“Pertanyaannya, mau kemana arah SMK ? SMK harus mempunyai tujuan yang jelas. Sehingga jelas arahnya mau kemana,” ujar Abdul Mu’thi.
Atas apresiasi yang diberikan pada TeFa Esemkapurwa, Kepala Esemkapurwa Purworejo Sumarjo, S.Fil.I., M.Pd., berharap, setelah semua ijin berhasil diperoleh, produk Tefa Oli Quintech bisa dipasarkan kepada internal Muhammadiyah dan masyarakat luas.
Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Irwan Akib pada saat membuka acara menyampaikan, bahwa sekolah harus memandang siswa secara ‘holistic’. Mereka harus dididik dan diarahkan sesuai dengan passionnya.
Menurutnya, sekolah harus menjadi ladang dakwah. Kepala sekolah harus melihat gurunya datang dan gurunya pulang.
Output siswa harus bisa mandiri, dilatih dengan pembelajaran Teaching Factory. Jiwa wirausaha harus terus ditumbuhkan, harus siap bangkit dari semua permasalahan yang menimpanya.
“Jika mereka punya jiwa wirausaha yang kuat, tahun 2045 ekonomi akan dapat kita pegang. Jangan terpaku pada bantuan. Ketika ada bantuan semangat, setelah tidak ada bantuan jadi lemas,” ujar Prof Irwan.
Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah H. Didik Suhardi, PH. D dalam arahannya menyebut, bahwa sekolah unggul harus berlari, sekolah yang belum unggul ditarik (ditolong) agar tidak terperosok.
“Pak Ketua PP akan selalu bertanya, sudah ada berapa sekolah unggul. Untuk itu SMK Muhammadiyah harus terus meningkatkan kwalitasnya agar menjadi sekolah unggul,” kata Didik.
Wakil Ketua PP Majelis Dikdasmen PNF Muhammadiyah dan mantan direktur SMK Dr. Bahrun Dahlan, berpesan, ada tidaknya bantuan dari pemerintah, SMK Muhammadiyah harus menjadi sekolah unggul untuk mewujudkan amanat Muktamar ke 48 Muhammadiyah.
“Semoga oli Quintech SMK Muhammadiyah Purwodadi dapat mengangkat nama Sekolah dan Muhammadiyah,” kata Bahrun.
Direktur SMK Kemendikbud Ristek Dr. Muhammad Yusro, RI yang juga hadir menjelaskan, tahun 2023 Presiden pernah menyampaikan bahwa “SMK jadi kunci kemajuan negara”.
Menurutnya perlu gerakan ‘Multi Stakeholder’ dalam menyelesaikan masalah yang masih ada. Direktorat SMK mendukung pembelajaran berbasis industri (termasuk Teaching Factory), Link & Match dan transformasi kelembagaan serta mendukung kuantitas dan kapasitas pendidik Vokasi dengan melanjutkan pendekatan berpusat pada murid.
Plt Dirjend Vokasi Kemdikbud Ristek RI Tatang Muttaqin, mengungkapkan, bahwa Pendidikan Vokasi masa depan itu Borderless, yakni tidak mengenal batas atau lokasi domisili.
Experiental Learning – Work Based Learning, yaitu belajar dengan mengerjakan langsung terkait dengan okupasi kerja, materi pembelajaran terapan atau kongkrit. On Deman Program, bahwa Program Pendidikan personalized. Kurikulum dan CP disesuaikan permintaan siswa. Substansi lebih mutakhir dan proses belajar yang menyenangkan.
“Pembiayaan Sepadan. Jadi besar biaya sepadan dengan kompetensi yang diraih. Proses belajar sejalan dengan gaya hidup, paruh waktu dengan jadwal lebih lentur dan jarak jauh,” terang Tatang.
Anggota Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Korea Gogot Suharwoto, mengatakan, SMK Muhammadiyah mempunyai kesempatan kerjasama dengan Korea Indonesia Enhanced Networks(KIEN), Lembaga yang menyalurkan tenaga kerja dan kuliah ke korea Selatan.
Korea, kata Gogot, termasuk negara yang tercepat pertumbuhan teknologi dan perkembangan ekonomi. Korea adalah negara yang paling banyak menggunakan robot karena tenaga kerjanya sangat minim. (*)