KUTOARJO-Donor darah merupakan aktivitas yang sangat mulia dan tak ternilai harganya, sehingga para pendonor darah pantas untuk disebut sebagai pahlawan kemanusiaan. Setetes darah yang disumbangkan sangat berarti untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Hal itu dikatakan Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti saat hadir dalam acara Penutupan MPLS dan Donor Darah di SMK II (Institut Indonesia) Kutoarjo, Sabtu (22/07/2023). Tampak hadir Dandim 0708/Purworejo Letkol Infanteri Yohanes Heru Wibowo, Ketua Yayasan Institut Indonesia Uripto, Kepala Sekolah SMK II Kutoarjo Shinta Kusumastuti, jajaran guru dan segenap siswa SMK II Kutoarjo.
Pada kesempatan itu, Wabup mengucapkan terimakasih dan menyampaikan penghargaannya atas diisinya MPLS dengan kegiatan sosial kemanusiaan.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Purworejo sekaligus Ketua PMI, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada SMK Institut Indonesia, yang telah mengisi kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dengan mengadakan kegiatan sosial kemanusiaan ini.” ucapnya.
Menurutnya, kesadaran akan donor darah perlu terus digelorakan kembali di Kabupaten Purworejo. Masyarakat luas harus terus diedukasi tentang pentingnya semangat kesetiakawanan sosial.
Dikatakan lebih lanjut, donor darah mempunyai banyak manfaat baik dari segi kesehatan maupun psikologis. Donor darah secara rutin dapat menstimulasi ritme tubuh untuk pembentukan sel darah merah yang baru, serta dapat mendeteksi suatu penyakit melalui proses yang dilakukan pada saat mendonorkan darah.
“Bila kita rutin dan aktif mendonorkan darah, maka dengan begitu kita secara bersama-sama telah membangun kesehatan masyarakat dan membangun Purworejo, serta membangun Indonesia,” tandasnya
Wabup berharap, nilai-nilai kemanusiaan akan terus ditunjukkan oleh pendonor dan SMK Institut Indonesia guna menjadi bagian dari masyarakat yang penuh kepedulian di Kabupaten Purworejo.
“Saya berharap, nilai-nilai kemanusiaan yang telah ditunjukkan oleh SMK Institut Indonesia dan para pendonor darah nantinya, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kepribadian masyarakat di Kabupaten Purworejo, sehingga kita semua senantiasa menjadi pribadi yang penuh kepedulian terhadap sesama,” pungkasnya
Sementara itu Ihsan salah satu siswa SMK Institut Indonesia Kutoarjo mengaku dirinya takut untuk ikut karena baru pertama kali menjadi pendonor darah.
“Awalnya takut karena darahnya diambil, dan baru pertama kali. Tetapi penasaran, diajak teman dan terdorong untuk ikut donor darah maka rasa takut itu dilawan, Alhamdulillah tidak kenapa-kenapa,” ungkapnya.(dra)