BANYUURIP-SMPN 15 Purworejo terus meningkatkan kapasitasnya untuk bisa mewujudkan pembelajaran berbasis IT atau E-learning (pembelajaran berbasis elektronik). Untuk mewujudkan pembelajaran ini, semua guru mendapatkan pelatihan dengan narasumber Arif Fajar Nugroho.
Pelatihan yang dikemas dalam Workshop CBT (Computer Based Test) ini, berlangsung dalam enam kali pertemuan, setiap hari Senin usai kegiatan belajar mengajar, dan dimulai Senin (7/8/2023) lalu.
Pemateri Arif di sela pelatihan mengungkapnan nantinya pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan perangkat digital berupa komputer atau hp android untuk sarana pembelajarannya.
Baca Berita Pantura
“Nantinya kalau ada ulangan harian atau lainnya, yang meliputi pilihan ganda, menjodohkan, benar atau salah dan bukan jawaban esai, maka bisa menggunakan hp,” kata Arif, Senin (14/8/2023)
Baca juga SMPN 4 Ultah, Wabup Minta Semua Kompak
Menurutnya, anak-anak sekarang ini masyoritas sudah memiliki hp. Selain untuk ulangan, perangkat teresbut juga bisa digunakan untuk pembelajaran.
“Caranya kita upload video pembelajaran atau modul, nanti anak-anak bisa mendownloadnya tanpa menggunakan akses internet. Dalam hal ini, yang dipakai jaringan lokal, pakai server dengan koneksi cepat,” jelas Arif.
Keunggulan pembelajaran berbasis IT ini, menurut Arif, jika guru mengupload video misalnya, siswa diminta untuk mencermati, mengamati, dan dibawahnya ada forum diskusi. Jika siswa malu bertanya atau malu menjawab padahal dia tahu jawabannya, maka dia bisa menuliskannya di forum diskusi tersebut, yang juga bisa disertai gambar atau video.
Di era yang serba digital, lanjut Arif, jika pembelajaran dilakukan seperti biasanya, siswa akan cepat bosan. Tapi ketika pegang hp, karena siswa biasa pegang hp, maka mereka akan menjadi bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.
Dicetuskannya ide pembelajaran berbasis IT ini, sebagai bentuk keprihatinan terhadap siswa yang suka bermain game. Dengan cara ini, siswa dituntut untuk berpikir secara dewasa, dengan lebih mementingkan pembelajaran dari pada bermain game atau semacamnya yang menyita memori.
“Kita berikan alternatif, jika ingin belajar untuk meraih prestasi maka bermainnya (game) dikurangi,” jelas Arif, guru mapel TIK, yang mengembangkan pembelajaran berbasis IT ini untuk menanggulangi siswa kecanduan hp.
Kelebihan dari pembelajaran berbasis IT ini, menurut Arif, anak-anak lebih senang dan kreatif. Bagi guru, mereka lebih hemat tenaga karena tidak menyampaikan pembelajaran secara lisan. Diskusi pun bisa disampaikan lewat hp, kecuali untuk diskusi yang harus disampaikan secara lisan/langsung.
Dalam pembelajaran ini, menggunakan Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment), platform bersifat web-based yang biasa digunakan untuk keperluan e-learning. Moodle ini dibuat khusus sebagai sebuah sistem aplikasi pembelajaran online yang efektif.
“Untuk sarana pendidikan sudah siap. Kita memakai komputer server dan jaringan. Masing-masing kelas memiliki 2 akes poin. Dengan target 6 kali pelatihan, guru-guru sudah bisa melaksanakan pembelajaran berbasis IT ini,” terang Arif.
Kepala SMPN 15 Purworejo, Betty Indah Daluliyah, mengungkapkan, bahwa pengembangan pembelajaran berbasis IT ini merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan.
“Karena kita sekolah penggerak, maka kita harus mencari inovasi. Nanti kalau teman-teman sudah pinter, maka akan membawa ke pembelajaran yang lebih baik karena semua sarana pendukung sudah ada, yang endingnya prestasi siswa bisa lebih meningkat,” ujar Betty.
Dia ingin merubah mindset anak-anak yang kecanduan hp. Bahwa ternyata hp tidak hanya untuk bermain saja, tapi bisa dipakai untuk pembelajaran sehingga gairah belajar siswa bisa meningkat. Jadi kalau sekarang ada pelarangan hp, sudah tidak relevan lagi.
“Karena walau dilarang di sekolah, mereka tetap akan bermain hp di luar sekolah. Namun yang lebih penting sekarang merubah mindset siswa. Kita ingin membekali anak dengan ketrampilan. Salah satunya ya dengan pembelajaran berbasis IT ini,” pungkas Betty, yang berharap, guru yang tua mengikuti yang muda. Karena dengan mengikuti workshop, dia tidak gaptek lagi, sehingga makin pede. (nif)
Baca Berita Pantura