PURWOREJO -Sedikitnya 10.000 telur disewrahkan Wakil Bupati Purworejo Yuli Hastuti kepada warga Kecamatan Banyuurip sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting di kecamatan setempat, Rab (2/8/2023). Bantuan diserahkan secara simbolik kepada perwakilan kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).
Dalam kegiatan itu, Yuli Hastuti didampingi Kepala DINSOSDALDUKKB Ahmad Jaenudin, Forkopimcam, Kepala Puskesmas Banyuurip, Kader PPKBD, Kader PKK dan sejumlah undangan terkait.
Wabup mengungkapkan bahwa bantuan 10 ribu telur ini merupakan bantuan dari pengusaha telur yang dengan tulus membantu untuk penanganan stunting di Kabupaten Purworejo.
“Misal nanti ada yang bertanya, telur ayamnya kok kecil-kecil ya. Ini bantuan dari pengusaha telur yang tidak ingin disebutkan. Ini telur afkir, telur sortir tetapi masih laik konsumsi hanya ukurannya yang kecil,” terangnya.
Dirinya mengatakan, upaya penanganan stunting tidak dapat dilaksanakan dalam waktu singkat dan diperlukan komitmen bersama agar penanganan dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Bantuan dari berbagai pihak juga diperlukan guna mempercepat penanganan stunting di Kabupaten Purworejo.
“Bantuan penanganan stunting dapat berasal dari siapa saja. Sebelumnya beberapa bantuan juga telah diserahkan dari kementerian. Hari ini ada bantuan dari pengusaha telur. Pesan dari pemberi telur hanya agar bantuan segera dibagikan dan tepat sasaran. Kalau sampai tidak tepat sasaran, besok tidak akan dibantu lagi,” imbuhnya.
Dirinya juga berpesan agar keluarga penerima bantuan hanya memberikan bantuan bagi sang anak yang masuk kategori stunting, agar dapat tumbuh lebih sehat.
“Bantuan jangan dimakan untuk satu keluarga, tetapi diberikan anak yang membutuhkan. Kemarin ada bantuan dua ekor ayam langsung habis dimakan sekeluarga, seharusnya mengalah demi kesehatan anak. Jika ada keluarga seperti itu tolong keluarganya bisa untuk diberi pemahaman yang baik,” pungkasnya.
Camat Banyuurip, Siswantoro Dwi Nugroho menerangkan, terdapat 150 balita stunting dan 113 balita rawan stunting di Kecamatan Banyuurip. Pihaknya telah melakukan beberapa aksi percepatan penurunan stunting. Salah satunya pelaksanaan rembug Stunting di 27 desa/kelurahan pada tanggal 5 Juli 2023 – tanggal 25 Juli 2023. Dari hasil rembug diketahui beberapa penyebab ketidakvalidan data.
Diantaranya, adanya alat ukur dibeberapa desa yang tidak standar karena tidak dikalibrasi. Selain itu, pengukuran yang dilakukan hanya oleh kader bukan dari tim kesehatan menyebabkan hasil ukur tidak standar karena kurangnya pemahaman kader tentang cara mengukur yang benar.
“Hal ini akan ditindak lanjuti dengan pengadaan alat ukur dan pelatihan bagi petugas pengukur di masing-masing desa. Kami juga akan melakukan parenting bagi orang tua terkait stunting dan juga memberikan makanan tambahan khusus stunting dan rawan stunting,” kata Siswantoro. (dra)