PURWOREJO-Kios Pupuk Lengkap (KPL) dan distributor diminta selalu menjaga ketersediaan stok di gudang masng-masing. Harapannya saat petani membutuhkan, barang yang diperlukan itu ada.
Harapan itu disampaikan Bupati Purworejo, Yuli Hastuti melakukan pembinaan terhadap distributor, Kios Pupuk Lengkap (KPL) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kabupaten Purworejo terkait dengan penyaluran pupuk bersubsidi di kabupaten Purworejo agar tertib dalam Administrasi, kegiatan tersebut bertempat di ruang Arahiwang Setda Purworejo, Jumat (30/08/2024).
Kegiatan ini diringkas dalam tema Pupuk Indonesia menyapa kabupaten Purworejo, yang dihadiri dari Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Purworejo, Kasi Perijinan dan Barang Penting DinKUKMP Purworejo, Bidang Perekonomian, dan sekitar 120 peserta yang terdiri dari BRI dan PT Pupuk Indonesia, Distributor Pupuk, KPL dan Koordinator PPL se Kabupaten Purworejo.
“Alhamdulillah produktivitas pertanian di kabupaten Purworejo pada musim ke 2 tahun ini naik,” kata Yuli Hastuti.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Purworejo, Hadi Sadsilo dalam sambutannya menyampaikan agar hal-hal yang berpeluang menghambat penyaluran pupuk bersubsidi agar dapat diminimalisir.
“Dan alhamdulillah berkat ada tambahan alokasi dua kali lipat banyak daerah yang berusaha meningkatkan indeks pertanian yang tanam 1 kali naik jadi 2 kali, yang 2 kali bisa 3 kali semoga kebutuhan pupuk petani tercukupi sesuai dengan masa kebutuhannya, serta meminta kepada PPL agar berperan aktif menginformasikan kepada petani terkait pembukaan RDKK 2025. Sehingga sampai akhir tahun 2024 petani yang memenuhi kriteria mendapatkan jatah pupuk bersubsidi tercatat,” ucapnya.
Disisi lain, dari PT Pupuk Indonesia yang disampaikan oleh Senior manager Jateng-DIY, Antonius Yudhi Kristianto menambahkan, bahwa masih tingginya jumlah petani dikabupaten Purworejo yang belum menebus pupuk bersubsidi masih sekitar 28.435 petani dari 78.000 an petani, maka dibutuhkan peran serta dinas Melalui PPL distributor dan KPL untuk menginformasikan kepada petani untuk dapat segera mengambil hak pupuk subsidinya.
“Kepada distributor dan KPL, kami berpesan bahwa dalam penyaluran pupuk bersubsidi tetap harus tertib dalam administrasi karena pupuk bersubsidi termasuk barang dalam pengawasan yang selalu diawasi baik dari KP3 maupun aparat penegak hukum,” tegasnya.
Lanjutnya, dari pihak BRI menyampaikan bahwa sudah ada kebijakan baru dari BRI yang menyatakan bahwa apabila kartu tani yang terafiliasi dengan pinjaman nasabah sekarang sudah dilarang untuk diblokir saldonya.
“Ya, apabila nanti KPL ada yg melayani petani yang memiliki kredit di BRI dan saldonya langsung diblokir agar petani tersebut diarahkan untuk ke kantor unit dan menyampaikan informasi tersebut agar dibukakan kembali saldonya untuk transaksi pupuk bersubsidi,” tandasnya.(*)