TEMANGGUNG-Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah Keresidenan Kedu meliputi KPP Pratama Temanggung, KPP Pratama Magelang dan KPP Pratama Kebumen melaksanakan kegiatan penyitaan serentak terhadap 6 (enam) penunggak pajak yang dilakukan pada tanggal 26-30 Agustus 2024 di wilayah Keresidenan Kedu.
Kegiatan Penyitaan Serentak yang dilaksanakan selama satu minggu penuh atau yang disebut dengan “Pekan Sita ini merupakan inisiasi dari Kanwil DJP Jawa Tengah II sebagai upaya pencairan piutang pajak dalam rangka mengamankan penerimaan negara. Kegiatan ini merupakan pekan sita yang pertama kali dilakukan di tahun 2024.
Berdasarkan data dari Juru Sita Pajak Negara (JSPN), yang menjadi objek sita antara lain:
Baca Berita Pantura
KPP Pratama Temanggung, atas 1 (satu) penunggak pajak berupa 1 (satu) unit truk dengan nilai taksiran Rp99 juta sebagai jaminan atas tunggakan pajak sebesar Rp98 juta.
KPP Pratama Magelang, atas 3 (tiga) penunggak pajak berupa 3 (tiga) unit sepeda motor dengan nilai taksiran Rp40 juta sebagai jaminan atas tunggakan pajak sebesar Rp309 juta.
KPP Pratama Kebumen, atas 2 (dua) penunggak pajak berupa 1 (satu) unit mobil dan 1 (satu) unit sepeda motor dengan nilai taksiran Rp178 juta sebagai jaminan atas tunggakan pajak sebesar Rp322 juta.
Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, Intelijen, dan Penyidikan Kanwil DJP Jawa Tengah II Sri Mulyono menyampaikan bahwa kegiatan penyitaan ini dlakukan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
“DJP senantiasa mengedepankan tindakan persuasif, namun terhadap wajib pajak yang tidak memiliki iktikad baik untuk melunasi utang pajaknya, dilakukan serangkaian penagihan aktif dari mulai penerbitan Surat Teguran, penyampaian Surat Paksa, sampai akhirnya penyitaan. Tentunya, semua dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata Sri Mulyono.
Dengan dilakukannya tindakan penyitaan, aset milik wajib pajak berada dalam penguasaan negara sebagai jaminan pelunasan utang pajak. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, yang teknis pelaksanaannya mengacu pada PMK-61/PMK.03/2023 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak atas Jumlah Pajak yang Masih Harus Dibayar.
Lebih lanjut, Sri Mulyono menambahkan apabila wajib pajak tidak melunasi utang pajak beserta biaya penagihan pajak sampai dengan jangka waktu sesuai undang-undang, maka akan dilanjutkan dengan lelang atas barang sitaan.
Kegiatan penyitaan yang melibatkan penunggak pajak selain sebagai upaya pencairan piutang pajak, pada pelaksanaannya merupakan langkah strategis DJP dalam upaya penegakan hukum di bidang perpajakan guna memberikan rasa keadilan, sekaligus memberikan deterrent effect bagi para penunggak pajak.
Melalui kegiatan ini, Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah Il senantiasa mengimbau wajib pajak untuk memenuhi hak dan kewajiban perpajakannya dengan sistem Self Assessment sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(*)
Baca Berita Pantura