PURWOREJO-Sebulan terakhir, warga Desa Semawung Kecamatan Purworejo yang memiliki sawah di timur sungai dimudahkan jangkauannya. Pengadaan jembatan darurat dari bambu yang dibangun secara swadaya memangkas akses jalan yang selama ini harus memutar.
Ya, menjadi rutinitas bagi warga Semawung dimana saban awal musim kemarau akan membangun jembatan bambu tersebut. Keberadaannya menjadi penting karena sangat membantu.
“Kalau tidak ada jembatan ini, kalau nekat menyebrang juga bisa tapi kan bibir sungainya cukup tinggi,” kata Suroso, salah satu warga Dusun Kemantren, Semawung.
Menurutnya, jembatan itu memang belum bisa dibuat permanen mengingat biaya yang dibutuhkan cukup banyak karena sungainya cukup lebar.
“Kalau tidak ada jembatan, atau pas musim hujan dimana air sungainya besar, kami memutar melalui desa Ganggeng dan Kemanukan untuk menuju sawah,” tambahnya.
Jembatan darurat yang dibangun sekarang pun amat sederhana karena hampir semuanya menggunakan bambu. Pengerjaannya juga secara bergotong royong.Sebagai penyangga, warga menggunakan Bronjong yang diisi batu sehingga lebih kuat.
“Ya namanya sementara, setiap datang hujan dan banjir jembatan itu akan dibawa air. Semoga saja tiangnya nanti cukup kuat, jadi tidak ikut dibawa air,” harapnya.
Sebagai catatan, di sebelah timur sungai, ada satu dusun yang masuk wilayah Semawung. Ketiadaan akses jembatan menjadikan banyak anak sekolah di wilayah tersebut yang bersekolah di Desa Kemanukan Kecamatan Bagelen. (*)