GRABAG, epurworejo.com- Kabupaten Puworejo memiliki wilayah pantai sepanjang 25 km, yang membentang dari perbatasan Kabupaten Kulonprogo hingga perbatasan Kabupaten Kebumen.
Keberadaan pantai di Purworejo yang menghadap langsung Samudera Indonesia sangat berpotensi terjadinya bencana khususnya tsunami, yang biasanya terjadi setelah adanya gempa bumi.
Tidak hanya itu, wilayah Kabupaten Purworejo yang terdiri dari dataran, pegunungan, perbukitan, dan pantai memungkinkan terjadinya berbagai jenis ancaman serta memiliki potensi bencana yang tinggi.
Baca Berita Pantura
Apalagi berdasarkan indeks resiko bencana tahun 2023, Kabupaten Purworejo berada pada ranking 7 Jawa Tengah dan ranking 278 nasional.
Hal itu disampaikan Pjs Bupati Purworejo Endi Faiz Effendi SPi MA memimpin apel dan membuka Geladi Lapang Bencana Tsunami di lapangan Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Kamis (14/11/2024.
Pada kesempatan itu Pjs Bupati berkoordinasi langsung dengan Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Dra Dede Yeni Iswantini MM, terkait kesiapan kebencanaan yang ada di wilayah Kabupaten Purworejo.
“Sampai saat ini bencana gempa bumi memang belum mampu diprediksi, namun para ahli terus berupaya menganalisis berdasarkan kajian dan fenomena yang ada, termasuk kajian tentang potensi terjadinya gempa megathrust,” ujarnya.
Pemkab Purworejo telah melakukan berbagai langkah, termasuk mengadakan kegiatan geladi lapang. Sekaligus untuk menguji sistem penanganan darurat bencana, uji sistem peringatan dini, uji kesiapan personil dan peralatan, serta uji kesiapan masyarakat. Ia berharap kegiatan ini memberikan pemahaman dan pengetahuan yang baik bagi seluruh peserta.
“BMKG mengungkapkan, meski potensi megathrust sudah terlihat, wilayah yang akan terdampak gempa belum bisa diketahui. Sehingga kegiatan ini sebagai salah satu bentuk upaya kita semua dapat siap dan tanggap dalam menghadapi bencana tsunami jika suatu saat terjadi,” pungkasnya.
Dalam sesi doorstop, Pjs Bupati meminta BPBD Kabupaten Purworejo untuk terus berkoodinasi dengan pihak-pihak terkait. Mengingat Purworejo rawan kebencanaan, terlebih wilayah bagian selatan yang tidak ada pegunungan. Sehingga informasi dan edukasi tentang bencana tsunami harus terus dioptimalkan.
“Saya kira kegiatan kesiapsiagaan seperti ini masyarakat sangat membutuhkan. Dan bukan hanya tentang bencana tsunami saja, tetapi juga tanah longsor dan bencana lainnya,” tandasnya.
Sedang Plt Kalak BPBD Dede Yeni Iswantini menjelaskan tujuan kegiatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat. Selain itu juga melatih dan meningkatkan koordinasi antara stakeholders penanggulangan bencana dalam menghadapi bencana tsunami, yaitu pentahelix penanggulangan bencana diantaranya pemerintah, dunia usaha, masyarakat, media massa dan akademisi.
“Kegiatan berlangsung selama satu hari, kemudian setelah pembukaan akan dilaksanakan simulasi. Untuk peserta lintas sektoral, relawan, ormas, media, Desa Ketawangrejo, Desa Patutrejo, Desa Munggangsari, Desa Kertojayan dan siswa SMP Negeri 34 Purworejo,” jelasnya.*
Baca Berita Pantura