Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1

Wilcambidik Pituruh Serius Gelar FTBI Untuk Lestarikan Bahasa Jawa

ftbi pituruh
Panitia kegiatan FTBI Wilcambidik Pituruh.

PITURUH-Wilayah cabang Bidang Pendidikan (Wilcambidik) Piturh mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang diselenggarakan di SDN Prigelan, Kamis, (29/8/2024).


Kegiatan ini menjadi ajang seleksi bagi perwakilan Kecamatan Pituruh untuk mengikuti event yang sama di tingkat Purworejo. Rencananya kegiatan itu akan diadakan pada Sabtu (7/9/2024) mendatang.

Ketua Panitia FTBI Wicalmbidik Pituruh, Aida Sri Maulina menjelaskan bahwa pada 2024 ini merupakan tahun ketiga pelaksanaan FTBI yang diikuti semua SD di Wilcambidik Pituruh. Tujuh cabang lomba dibuka yakni mendongeng, pidato, menulis cerkak, dagel ijen, macapat, geguritan, membaca, dan menulis aksara Jawa.

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

“Tahun ketiga ini diadakan di bulan Agustus karena untuk tingkat Kabupaten diadakan diawal bulan september,” kata Aida Sri.

Dirinya berharap penyelenggaraan FTBI ini semakin lebih baik dari tahun ke tahun, sebelum diadakan lomba ini dilaksanakan Diseminasi FTBI kepada guru-guru yang akan membimbing di sekolah kepada para siswa.

Baca Juga :  Dilepas Bupati, Ini Duta Purworejo Dalam Jambore Daerah dan Pramuka Garuda Berprestasi Jawa Tengah

“Kita berharap dengan adanya FTBI ini, anak-anak lebih meningkatkan rasa cinta terhadap bahasa Jawa,” imbuh Aida.

Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan (Korwilcambidik) Pituruh, Suparno megatakan bahasa daerah dalam khazanah pendidikan memiliki posisi yang tidak kalah penting bila dibandingkan dengan bahasa lainnya. Akan tetapi, keterampilan anak-anak sekarang dalam berbahasa Jawa terbilang kurang. Baik menulis, berbicara, maupun menulis aksara Jawa.

“Maka, FTBI ini menjadi salah satu cara untuk melestarikan bahasa dan aksara Jawa. Dimana bahasa Jawa sebagai salah satu bahasa daerah yang menjunjung tinggi unggah-ungguh atau sopan santun siswa. Sehingga perlu sekali diajarkan,” kata suparno.

Dirinya berharap, kedepan kegiatan ini bisa terus diadakan. Tujuannya sebagai sarana pelestarian bahasa dan aksara Jawa ditengah gempuran informasi teknologi yang begitu cepat. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed