Post ADS 1 Post ADS 1

Memprihatinkan, Sepanjang 2024 Kasus Pelecehan Anak dan Bullying Capai 37 kasus

abdullah
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Purworejo, Muhamad Abdullah,
Post ADS 1

PURWOREJO-Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Purworejo dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPPPAPMD) tentang pelecehan seksual dan bullying mengungkap fakta baru, tingginya angka kekerasan terhadap anak.

“Data di DP3APMD, sepanjang tahun 2024 ini sudah memberikan penangan terhadap kasus kekerasan terhadap anak ataupun bullying di Kabupaten Purworejo,” kata Wakil Ketua Komisi IV DPRD Purworejo, Muhamad Abdullah, Kamis (4/7/2024).

Abdullah menyebut dalam permasalahan tersebut ada fenomena gunung es. Pengungkapan 37 kasus tersebut, baru yang dilaporkan dan ditangani UPT PPA DP3APMD, dia meyakini kasus itu bisa lebih dari itu.

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

Baca juga : Miris! Satu Pelaku Perundungan Siswi SMP di Purworejo Ternyata Anak Kepala Desa

“Bisa sampai 50 bahkan 100an. Kita yakini pasti banyak kasus-kasus itu yang belum terungkap,” tambahnya.

Jika boleh dibilang, Komisi IV menyebut jika Purworejo dalam kondisi darurat pelecehan seksual atau darurat kekerasan terhadap anak.

Baca Juga :  Saka Kalpataru Diajak Jadi Agen Perubahan Kepedulian Terhadap Kelestarian Alam

Dirinya meminta agar publikasi dan edukasi tentang permasalahan tersebut digencarkan, dengan tujuan orang tua akan semakin paham dan semakin ketat mengawasi anak-anaknya.

“Kita harapkan agar para guru juga semakin ketat dalam mendidik anak didiknya, sehingga hal seperti ini bisa diminimalisir agar kejadian tidak berulang apalagi bertambah banyak,” imbuh Abdullah.

Menilik dari permasalahan tersebut, Abdullah menyebut jika salah satu pemicunya adalah adanya kemerosotan moralitas dan akhlak anak. Dan hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan karakter.

“Salah satunya mengenai pendidikan agama, yang disetiap sekolah saat ini volumenya sangat kurang, bahkan jika tidak kleru satu minggu hanya satu jam,” tambahnya.

Menurutnya, harus ada perubahan kurikulum yang diberikan di sekolah. Yakni dengan memberikan banyak ruang pendidikan agama dan pendidikan karakter supaya anak-anak kita bisa memiliki karakter yang baik tidak seperti yang terjadi saat ini. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *