KUTOARJO-Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru tahun pelajaran 2024/2025 yang resmi dimulai sejak Senin (22/7) mewajibkan sekolah untuk menghindari segala bentuk kegiatan yang berpotensi mengarah pada kekerasan fisik atau perpeloncoan. Dinas Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Dindikbud Kabupaten Purworejo bakal memberikan sanksi tegas bagi sekolah yang kedapatan melanggar.
Kepala Dindikbud Kabupaten Purworejo, Wasit Diono, secara tegas telah mengingatkan kepada seluruh sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Purworejo agar tidak mengadakan perpeloncoan selama MPLS. Pihaknya juga melarang keras adanya perundungan secara fisik maupun mental selama MPLS, baik mulai tingkat PAUD hingga SMP, bahkan di tingkat SMA maupun SMK.
“Hari ini Senin tanggal 22 Juli 2024 masuk tahun ajaran 2024/2025, untuk SMP/SMA/SMK ada 3 hari dalam pelaksanaan MPLS, sedangkan transisi TK ke SD, MPLS dilaksanakan selama 2 minggu. Saya menghimbau masa MPLS bisa dimanfaatkan secara optimal, siswa bisa mengerti lingkungan sekolah baru, tata tertib, pembelajaran dan lainya, sehingga siswa baru bisa cepat adaptasi dengan sekolah baru,” kata Wasit Diono saat memimpin apel dan membuka masa MPLS di SMK YPE Sawunggalih Kutoajo pada Senin (22/7).
Baca Berita Pantura
MPLS dilaksanakan hanya sebatas untuk pengenalan metode belajar yang akan dihadapi mereka, intrakurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah bagi peserta didik baru. Selain itu juga pengenalan cara berinteraksi sosial antara sesama siswa, interaksi antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan tenaga kependidikan lainnya.
“Saya juga mengingatkan jangan sampai ada peristiwa bullying, kekerasan, baik siswa maupun bapak ibu gurunya,” tegasnya.
Sekretaris Dindikbud, Purwasih Handayani, menambahkan bahwa pada MPLS kali ini sekolah dilarang mengadakan perploncoan. Pihak sekolah atau guru harus dapat berperan mengemas kegiatan yang membuat siswa nyaman di sekolah.
“Itu sudah disampaikan pad saat guru- guru bintek, karena inti dari MPLS adalah pengenalan lingkungan sekolah tentang pendidikan karakter, guru- guru dan teman- temannya, apalagi yang transisi PAUD ke SD harus tidak putus pembelajaran TK nya sehingga anak merasa nyaman disekolah. Intinya MPLS dikemas agar anak nyaman berada di sekolah yang baru,” tandasnya. (*)
Baca Berita Pantura