PURWOREJO-Sebanyak 60 anggota Pramuka Saka Kalpataru dari 14 gugus depan sekolah/madrasah di Kabupaten Purworejo mengikuti rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional yang biasa diperingati di tanggal 10 Agustus.
Dalam kegiatan tersebut, peserta mengikuti penanaman pohon di kawasan Embung Semawung di Desa semawung Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Jumat (23/8/2024). Kepala Dinas Lingkungan Hidup Purworejo Wiyoto Harjono berkesempatan melakukan penanaman pohon.
Kepala Bidang Konservasi dan Penataan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (Din LHP) Purworejo Nenny Isnugraheny mengatakan ada 2 jenis pohon yang ditanam yakni bibit sirsak dan bibit ketapang kencana.
“Masing-masing jenis ada 15 bibit,” kata Nenny.
Lebih jauh dikatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Saka Kalpataru yang ada dibawah pembinaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purworejo. Hingga saat ini tercatat ada 16 sekolah di jenjang SMA/SMK/MA yang ikut dalam Saka Kalpataru.
“Kegiatan ini tidak hanya pada hari ini saja, tapi sudah sejak kemarin. Dimana kita mengenalkan 3 krida saka kalpataru kepada mereka,” imbuh Nenny.
Menurutnya, ketiga Krida yang ada dalam Saka Kalpataru adalah Krida 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Krida Perubahan Iklim, dan Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati.
“Usai pengenalan 3 Krida tersebut selanjutnya dilakukan pelatihan pengelolaan sampah organik dengan pemanfaatan limbah kulit jagung,” tambahnya.
Kepal Din LHP Purworejo Wiyoto Harjono mengungkapkan jika semua harus memiliki kepedulian untuk melestarikan lingkungan. Saat ini sudah banyak pohon yang ditebang daripada dilakukan penanaman.
“Berkurangnya penanaman itu berakibat ketersediaan air tanah juga semakin berkurang,” kata Wiyoto.
Dia berharap anggota Saka Kalpataru dapat menjadi agen perubahan dengan menyampaikan kepada warga lingkungan sekitarnya untuk kembali menggalakkan penanaman pohon.
“Ketika pohon yang terakhir ditebang, dan mendapatkan air dari mata air yang terakhir mengering, kita baru tersadar bahwa ternyata uang tidak bisa dimakan,” imbuh Wiyoto. (*)