KUTOARJO- Sebanyak 100 group sholawat terbang yang ada di Kabupaten Purworejo menyemarakkan Milad Majelis Ma’lim dan Sholawat As-Shofa ke-1.
Sembari mengiringi bacaan Sholawat Al Barjanji, ratusan group yang hadir kompak menabuh kencreng dan bedug secara bersama-sama di Alun-alun Kutoarjo, Jumat (12/7/2024) malam.
Tampak hadir dalam acara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Jawa Tengah, Imam Teguh Purnomo, Forkompinca Kutoarjo, Lurah Kutoarjo, GP Ansor Kutoarjo, Pengurus Majelis Ta’lim dan Sholawat As- Shofa, dan Komunitas Pecinta Kencreng (KPK) Kabupaten Purworejo.
Baca Berita Pantura

“Kita ingin melestarikan budaya yang sudah berjalan begitu lama dan menjalin silaturahmi dengan grup sholawat terbang,” ucap pengasuh Majelis Ta’alim dan Sholawat As-Shofa, Gus Syukron Addul Bashir.
Abdul Bashir menyampaikan, kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian perayaan Milad Majelis Sholawat As- Shofa yang dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut di Alun- alun Kutoarjo.
Kegiatan lain yang diselenggarakan diantaranya As-Shofa Expo, senam dan jalan sehat, konser musik, serta lomba mewarnai.
Sebagai puncak perayaan Milad diadakan Gebyar Purworejo Sholawat bersama As-Shofa dan pengajian akbar yang akan diisi oleh Pengasuh Ponpes An Nawawi Berjan, KH Achmad Chalwani, pada Sabtu (13/7/2024) malam.
“Majelis As-Shofa sebenarnya sudah terbentuk 5 tahun lalu. Tapi baru satu tahun ini berganti nama dari Hidayatul Mustofa menjadi As-Shofa biar lebih semangat,” ungkapnya.
Disampaikan, Majelis As- Shofa menanamkan kewajiban mencari ilmu bersama-sama dan membaca sholawat kepada Rosululloh SAW.
“Anggota untuk personil hadroh As-Shofa ada 15 personil dan memiliki pengurus sebanyak 40 pengurus. Kita sudah sering diundang untuk mengisi acara sholawat hingga keluar kota, seperti Jakarta, Bekasi dan lainya,” ucapnya.
Imam Teguh Purnomo yang hadir menyaksikan merasa bangga dan mengapresiasi kegiatan itu. Menurutnya, kesenian terbang menjadi kebudayaan seni tradisional Jawa Tengah yang perlu dilestarikan.
“Kesenian perlu terua dijaga kelestarianya sehingga masyarakat tentunya bisa nguri-uri. Saya harap acara seperti ini kedepan bisa dilakukan dalam kegiatan even tahunan,” katanya.
Imam berharap, group sholawat terbang yang konon hanya ada di Purworejo ini bisa menyebar di Jawa Tengah dan bisa menjadi kelompok kesenian di Jawa Tengah.
“Bisa menjadi bagian dari kelompok kesenian tradisional Jawa Tengah yang bisa menjadi salah satu pelengkap budaya di Jawa Tengah,” ujarnya.*
Baca Berita Pantura
