Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1 Post ADS 1

Gelar P5, Siswa SMPN 18 Diajak Mengenal Makanan Tradisional Nusantara

smpn 18 purworejo
AKTIVITAS : Kepala SMPN 18 Purworejo Nurhayati melihat dari dekat aktivitas siswa dalam kegiatan P5 Kebhinekaan dengan Tema Kebhinekaan dalam Ragam Makanan Tradisional.

KEMIRI-Siswa Kelas VII dan VIII SMPN 18 Purworejo mengikuti kegiatan P5 Kebhinekaan dengan tema “Kebinekaan dalam Ragam Makanan Tradisional Nusantara” selama 6 hari mulai Senin hingga Sabtu (4-9/3/2024). Diajak mengenal secara mendalam, mereka memulari dari memperkaya literasi terkait makanan tradisional Nusantara hingga membuat dan menyajikan.

Dua hari pertama, mereka diajak dalam kegiatan literatur yang bertujuan mengenal makanan tradisional Nusantara. Beragam jenis makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia dikenalkan untuk selanjutnya dikerucutkan menjadi jenis makanan pilihan yang akan dibuat.

Kepala SMPN 18 Purworejo Nurhayati SPd mengatakan setelah mendapatkan jenis makanan yang dipilih, selanjutnya siswa harus menuliskan resep dalam bentuk teks prosedur, membuat rincian anggaran serta membagi tugas alat dan bahan dalam kelompoknya.

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

“Tiap kelas dibuat 4 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 8 siswa,” kata Nurhayati, Sabtu (9/3/2024).

Disampaikan Nurhayati, di hari ketiga, siswa mencoba mempraktekkan membuat makanan tradisional tersebut. mereka mendapat pendampingan dari guru fasilitator kelas untuk memasak makanan tradisional nusantara tersebut.

“Disini kami bertujuan untuk memperkenalkan cara memasak makanan tradisional serta meningkatkan apresiasi terhadap keberagaman kuliner Indonesia. Para siswa langsung terlibat dalam praktik menyajikan masakan,” imbuh Nurhayati.

Dalam kegiatan ini, lanjut Nurhayati, siswa juga diajarkan pentingnya tata cara penyajian yang baik dan benar. Diantara sekian banyak jenis makanan tradisional, yang paling banyak menjadi pilihan siswa adalah klepon, gelangan/gebleg dan lotek. Beberapa jenis makanan yang lain yang dipilih ada nagasari, bubur candil, timus, cenil, lupis, gethuk gula aren, semar mendem, putri mandi, kue lompong, combro, dadar gulung, dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Peran Media Sosial Tidak Bisa Dipandang Remeh

Untuk lebih mematangkan kemnbali kemampuan siswa, di hari keempat siswa melakukan perencanaan kembali untuk kegiatan perbaikan memasak tahap kedua selanjutnya. Siswa kembali terlibat dalam sesi pembelajaran tentang berbagai macam makanan tradisional Nusantara. Para siswa belajar tentang asal-usul, bahan-bahan, dan cara membuat makanan tradisional tersebut.

“Mereka mendapatkan pemahaman tentang pentingnya melestarikan warisan kuliner bangsa. Mereka merencanakan bagaimana cara memperbaiki proses pembuatan makanan tradisional agar lebih baik lagi. Dalam hal ini mereka banyak memilih makanan besar seperti sate, soto, Seblak, pecel lLele, mie ayam, bakmi, nasi goreng, masakan ayam, kupat tahu dan sebagainya,” jelas Nurhayati.

Di hari kelima, ada proses perbaikan pembuatan makanan. Penerapan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya ditingkatkan kualitas hasilnya. Disini mulai tersaji banyak makanan mulai dari tradisional hingga modern.

“Setelah proses memasaknya selesai dilanjutkan makan bersama sebagai bentuk kebersamaan antar siswa didalam kelas. Dalam kesempatan ini, anak mendokumentasikan aktivitas P5 Kebinekaan tentang kegiatan kebersamaan mereka dalam bentuk video kreatif praktik baik.

Sebagai penutup di hari kelima, digelar kegiatan refleksi. Siswa berkesempatan untuk menyampaikan pengalaman dan pembelajaran yang didapat selama kegiatan berlangsung.

“Dari seluruh rangkaian kegiatan yang ada ini kita berharap dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang keberagaman budaya di Indonesia, khususnya dalam hal kuliner tradisional. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan antar siswa dari berbagai latar belakang sosial maupun budaya,” kata Nurhayati. (nif)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *