PURWOREJO-Pendidikan dan inklusi keuangan adalah dua hal yang sangat penting dalam membangun perekonomian inklusif dan berkeadilan. Pendidikan keuangan membantu masyarakat memahami produk dan layanan keuangan yang tersedia. Sedangkan inklusi keuangan memastikan setiap individu memiliki akses yang memadai terhadap layanan keuangan formal.
Hal itu disampaikan oleh Bupati Purworejo Yuli Hastuti SH saat menghadiri Edukasi dan Inklusi Bersama Industri Jasa Keuangan dan OJK di Pendopo Rumah Dinas Bupati Purworejo, Rabu (29/5/2024) Pada kesempatan ini Bupati menyerahkan secara simbolis dua buku rekening BPR BKK Purworejo dan dua ATM Britama Bank BRI Purworejo, untuk 2 orang penyandang disabilitas dan 2 orang mahasiswa UMP.
“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki peran sangat strategis dalam mengawal dan mengembangkan sektor jasa keuangan di Indonesia. Salah satu program yang sangat diapresiasi oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo adalah upaya OJK dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat,” kata Bupati.
Menurutnya dengan meningkatnya literasi dan inklusi keuangan, kesejahteraan masyarakat dapat meningkat, perekonomian daerah dapat tumbuh lebih pesat dan akhirnya dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih jauh dikatakan inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses terhadap berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan formal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setiap orang harus dapat mengakses rekening bank, asuransi, pinjaman, investasi, dan berbagai layanan keuangan lain.
Kabag Edukasi dan Perlindungan Edukasi OJK Provinsi Jawa Tengah Iip Arweni dalam paparannya menjelaskan tentang OJK dan menyampaikan sedikitnya 4 materi pokok. Yakni Perencanaan Keuangan, Tujuan Keuangan, Alokasi Anggaran dan Cerdas Berinvestasi. Ia juga mengingatkan untuk cerdas dalam menggunakan uang dan terampil dalam manajemen keuangan.
“Seseorang yang memiliki pendapatan besar di masa produktifnya, belum tentu bisa sejahtera di masa depannya, jika tidak cerdas dalam mengelola keuangannya,” kata IIP Arweni. (nif)