Post ADS 1

Ngangkring Budaya, Obrolan Untuk Pengembangan dan Nguri-uri Budaya Tradisional

budaya purworejo
BUDAYA : Berbagai komunitas budaya di Purworejo saat mengikuti dialog 'Ngangkring Budaya' yang diadakan Bidang Kebudayaan Dindikbud Purworejo.

PURWOREJO-Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo saat ini tengah mealkukan penyusunan dokumen Pokok Pikiran Kebudayan Daerah tahun 2024.

Kepala Bidang Kebudayaan Dindikpora Purworejo Dyah Woro Setyaningsih mengatakan jika penyusunan itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh bidangnya. Pihaknya pun melakukan koordinasi dengan sejumlah komunitas budaya yang ada di Purworejo.

“Kita telah melakukan rerasan silaturahmi dan rembug budaya yang kita sebut dengan Ngangkring Budaya pada awal bulan ini,” kata Dyah Woro, Selasa (26/6/2024).

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

Ada 15 komunitas yang turut terlibat dalam kegiatan tersebut. Diantaranya DPC FKPPAI Purworejo, Padepokan Satria Bagelen Bertaji, Bumi Manembah, Komunitas Budaya Sembir, Paguyuban Muda Darma (Pemud), Sanggar Istana Tampak Miring, Penghayat (Romo Semono), Paseduluran Satria Sakti Wekabo, Cipta Manunggal Karawitan (Donorejo Kaligesing), Komunitas Klitikan & Antikan Purworejo, Harpi 12, Padepokan Noto Jiwo Kali urip, Penggiat Budaya, Komunitas Plintheng Purworejo, dan lainnya.

Menurut Woro, kegiatan itu menjadi bentuk upaya pengembangan kebudayaan di Purworejo. Ini merupakan suatu proses meningkatkan atau mempertahankan kebiasaan yang ada pada masyarakat dalam kajian pengembangan masyarakat yang menggambarkan bagaimana budaya dan masyarakat itu berubah dari waktu ke waktu yang banyak ditunjukkkan sebagai pengaruh global.

Baca Juga :  Pembayaran Retribusi Pasar Bisa Melalui Larisi Purworejo

Baca juga : Lestarikan Budaya, Pelepasan Siswa SD Negeri Kaligesing Diwarnai Adat Jawa

“Dari obrolan di Ngangkring Budaya itu ternyata banyak sekali komunitas yang tentunya masih eksis di Purworejo dalam mempelajari kebudayaan Purworejo seperti Komunitas Plintheng, ini merupakan permainan tradisional tapi sampai saat ini masih banyak penggemar tapi tidak tidak terlalu diketani oleh anak-anak kita,” jelas Woro.

Pihaknya berharap nantinya komunitas dapat bekerjasama dengan dinas dalam sosialisasi dan pengembangan serta nguri-uri kebudayaan tradisional di Purworejo.

“Budaya merupakan warisan leluhur yang tak ternilai harganya dan sebagai identitas bangsa serta sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap leluhur,” jelas Woro. (*)

Baca Berita Pantura

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *